Erick Thohir Akui Industri Vaksin RI Tertinggal

CNN Indonesia
Senin, 27 Des 2021 16:42 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui pengembangan vaksin di Indonesia masih tertinggal dari negara lain.
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui pengembangan vaksin di Indonesia masih tertinggal dari negara lain. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui kalau industri kesehatan, khususnya pengembangan vaksin di Indonesia masih tertinggal dari negara lainnya.

Saat RI sudah menggelontorkan puluhan triliun rupiah untuk pengadaan ratusan juta dosis vaksin covid-19, ia menyebut vaksin hasil uji klinis Bio Farma baru akan siap berproduksi Juli tahun depan.

"Dalam industri vaksinasi di mana kita cukup ketinggalan karena itu kita coba kerja sama dengan berbagai pihak," katanya pada peresmian Rumah Sakit Internasional Bali, Senin (27/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menerangkan usai sukses merampungkan uji klinis 1-3, produksi 77 juta dosis vaksin covid-19 tersebut akan menandakan awal dari kemandirian produksi vaksin covid-19 di dalam negeri.

Tak hanya vaksin covid-19 saja yang masih bergantung dari impor, Erick menerangkan obat, bahan baku obat, dan alat kesehatan (alkes) kebutuhan dalam negeri juga mayoritas berasal dari luar negeri.

Ia memaparkan 95 persen dari kebutuhan tersebut dipasok dari importasi. Menurut Erick, salah satu cara menekan impor barang di bidang kesehatan bisa dilakukan dengan mengembangkan industri obat herbal.

Pasalnya, ia menyebut Indonesia tidak hanya punya bahan baku yang melimpah, yaitu alam, api juga kultur industri herbal yang kuat.

"Kita tahu impor bahan baku obat tinggi, salah satunya kita harus mengembangkan herbal industri untuk pengobatan, dengan herbal industri kita bisa menekan impor bahan baku yang hari ini masih 95 persen," tutur dia.

Ia menjelaskan ke depan Indofarma difokuskan untuk mengembangkan industri herbal. Sementara, Kimia Farma akan fokus pada produksi obat generik agar akses obat murah kian melebar. "Obat licensing itu kan mahal sekali," imbuhnya.

Erick menyebut pihaknya tengah mensinergikan Pertamina Petrochemicals dengan PT Indofarma (Persero) Tbk untuk memproduksi 3.800 ton paracetamol per tahun.

Lebih lanjut, ia memproyeksikan impor bahan baku obat dapat diturunkan dari 95 persen menjadi 75 persen dalam waktu 4 tahun.

"Kalau digabungkan kita harapkan 4 tahun ke depan bisa menekan impor bahan baku obat menjadi 75 persen, yang 95 persen turun 20 persen," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER