Pasar Mulai Lega soal Omicron, Minyak Naik ke Harga Tertinggi Sebulan

CNN Indonesia
Selasa, 28 Des 2021 07:09 WIB
Harga minyak dunia terbang ke level tertinggi dalam sebulan usai pasar meyakini dampak omicron tak separah varian covid lain.
Harga minyak dunia terbang ke level tertinggi dalam sebulan usai pasar meyakini dampak omicron tak separah varian covid lain. Ilustrasi. (iStock/ozgurdonmaz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia naik lebih dari 2 persen ke level tertinggi sejak akhir November pada perdagangan Senin (27/12) waktu AS atau Selasa (28/12) pagi WIB. Mengutip Antara, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik US$2,46 atau 3,2 persen ke level US$78,60 per barel.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari naik US$1,78 atau 2,4 persen ke level US$75,57 per barel. P

Dengan kenaikan itu, harga kedua kontrak acuan minyak melesat ke level tertinggi sejak 26 November. Sebelumnya, minyak jatuh lebih dari 10 persen akibat menyebarnya varian omicron.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga terjadi setelah pasar yakin varian virus corona omicron tidak akan berdampak besar pada permintaan minyak global pada 2022. Walaupun, lonjakan varian omicron tersebut nantinya mendorong pembatalan sejumlah penerbangan.

"Meskipun Omicron menyebar lebih cepat daripada varian covid-19 mana pun, berita yang relatif melegakan adalah bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi omicron sejauh ini masih menunjukkan gejala ringan," kata Leona Liu, analis di DailyFX yang berbasis di Singapura.

Sebagai informasi, setelah kabar varian omicron makin merebak, lebih dari 1.300 penerbangan dibatalkan oleh maskapai AS pada Minggu (26/12). Pembatalan sama juga dilakukan untuk  beberapa kapal pesiar.

"Gangguan terhadap barang dan jasa dari pekerja yang terisolasi, terutama perjalanan udara, tampaknya menjadi dampak utama sejauh ini. Untungnya, itu
hanya menyebabkan kegelisahan jangka pendek," analis dari OANDA Jeffrey Halley.

Harga minyak telah naik lebih dari 50 persen tahun ini. Penguatan didukung oleh pulihnya permintaan dan pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

[Gambas:Video CNN]



(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER