Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewaspadai sejumlah tantangan global yang akan memengaruhi ekonomi RI tahun depan. Pertama, kenaikan harga energi.
"Kami lihat ekonomi global mempunyai berbagai tantangan, terutama kenaikan harga energi," ungkap Airlangga dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021, Kamis (30/12).
Kedua, disrupsi rantai pasok. Ketiga, masalah utang perusahaan properti China Evergrande yang mencapai US$300 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperkirakan efeknya lebih terasa pada 2022," imbuh Airlangga.
Keempat, tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserves (The Fed) yang lebih rendah dari inflasi. Kelima, potensi percepatan tapering off oleh The Fed.
Ketika bank sentral AS melakukan tapering, dolar AS otomatis akan menguat. Alhasil, sejumlah mata uang di dunia termasuk rupiah akan melemah di hadapan dolar AS.
Selain itu, The Fed juga berpotensi mengerek suku bunga acuan di tengah lonjakan inflasi di AS. Jika suku bunga The Fed naik, artinya bank sentral lain termasuk Bank Indonesia (BI) juga berpotensi segera menaikkan suku bunga acuan.
Kenaikan suku bunga acuan di RI akan mendorong bunga kredit di perbankan. Hal ini akan berdampak pada bunga cicilan masyarakat dan industri di perbankan ke depannya.
Meski begitu, Airlangga mengklaim ekonomi RI cukup kondusif sekarang. Hal itu terlihat dari inflasi yang tercatat 1,75 persen pada November 2021 secara tahunan (year on year).
"Ini menunjukkan berbagai kegiatan pulih," kata Airlangga.
Di samping itu, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp1.231,87 triliun per 26 Desember 2021. Angkanya telah melampaui target APBN 2021 yang sebesar Rp1.229,6 triliun.
"Ini belum pernah terjadi dalam 12 tahun terakhir dan justru ini saat pandemi," ujar Airlangga.
Sementara, ia mengatakan pemerintah tetap mengalokasikan dana untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun depan. Jumlahnya sebesar Rp414 triliun.
"Pengendalian pandemi jadi kunci pemulihan ekonomi dan pemerintah optimistis 2022 Insyaallah pertumbuhan ekonomi bisa didorong 5,2 persen," tutup Airlangga.
(aud/sfr)