BRI Kucurkan Kredit Rp4,61 T ke Produsen Petrokimia Terbesar RI

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jan 2022 12:53 WIB
BRI menggelontorkan kredit sebesar Rp4,61 triliun kepada Chandra Asri Petrochemical sebagai solusi finansial perusahaan jangka panjang.
BRI menggelontorkan kredit sebesar Rp4,61 triliun kepada Chandra Asri Petrochemical sebagai solusi finansial perusahaan jangka panjang. (CNN Indonesia/Adi Maulana).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI mengucurkan kredit sebesar US$325 juta atau Rp4,61 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per dolar AS) kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (PTIA).

Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan pemberian pinjaman itu terdiri dari US$75 juta atau Rp1,06 triliun menggunakan skema term loan, US$175 juta atau Rp2,48 triliun dengan fasilitas non cash loan, dan US$75 juta atau Rp1,06 triliun forex line.

Agus mengatakan pemberian fasilitas ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam memberikan layanan dan solusi terintegrasi dan solusi finansial bagi transaksi bisnis Chandra Asri secara jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerja sama ini merupakan langkah awal pengembangan bisnis yang kuat dan sehat antara BRI dan Chandra Asri, sehingga nantinya BRI dapat memberikan value added dari setiap transaksi Chandra Asri dari hulu ke hilir," ungkap Agus dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/1).

Ia berharap fasilitas pembiayaan tersebut dapat meningkatkan kapasitas produksi produsen petrokimia terbesar RI itu. Hal tersebut sejalan dengan permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap produk petrokimia.

Sementara, Direktur Keuangan dan Chief Financial Chandra Asri Andre Khor mengatakan penandatanganan kerja sama ini merupakan awal kemitraan bagi kedua belah pihak untuk melanjutkan realisasi rencana pembangunan kompleks petrokimia kedua perusahaan berskala global.

"Kami optimistis kerja sama ini akan memperkuat posisi Chandra Asri sebagai objek vital nasional yang strategis," kata Andre.

Kerja sama ini, sambung Andre, akan mendorong pembangunan kompleks petrokimia berskala global (CAP2). Proyek ini diharapkan dapat mengurangi impor dan menciptakan lapangan kerja baru.

"Kompleks petrokimia berskala global ini juga dapat mendukung perkembangan industri hilir petrokimia lokal, turut mensukseskan visi pemerintah untuk industri 4.0 dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi," jelas Andra.

Sebagai informasi, Chandra Asri adalah produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di RI yang mengoperasikan naphtha cracker. Perusahaan memproduksi olefin, pygas dan mixed C4, poliolefin, styrene monomer, butadiene, methyl tert-butyl, dan butene-1. 

[Gambas:Video CNN]

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER