
ROAD TO G20
Mengenal G20: Sejarah, Tujuan, dan Perannya

Indonesia didapuk sebagai tuan rumah atau presidensi G20 2022 melalui serah terima dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Roma, Italia pada Oktober 2021 lalu.
Indonesia menerima tongkat tersebut dari Italia, sekaligus menjadi negara Asia ke-5 yang menjadi tuan rumah KTT G20 setelah Jepang, China, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Pemerintah menyambut baik tanggung jawab presidensi G20 tersebut di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" Indonesia ingin mengajak seluruh dunia bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Lantas, bagaimana sejarah lahirnya G20 serta tujuan pembentukan forum kerja sama multilateral tersebut? Berikut ulasannya.
Pengertian G20
G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa.
Melansir bi.go.id, G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Anggota G20 terdiri atas Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Turki, dan Uni Eropa.
Sejarah G20
![]() |
Sejarah pembentukan G20 tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi permasalahan krisis ekonomi 1998, mengutip situs Sherpag20indonesia.ekon.go.id.
Saat itu, kelompok G7 yang terdiri atas Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat, dinilai gagal memberikan solusi atas krisis 1998 yang berdampak ke banyak negara, khususnya di Asia.
Oleh sebab itu, pandangan internasional yang mengemuka saat itu adalah negara-negara berpendapatan menengah serta memiliki pengaruh ekonomi sistemik penting untuk diikutsertakan dalam perundingan global dalam mencari solusi permasalahan ekonomi.
Pada 1999, atas saran dari para menteri keuangan G7, maka forum G20 diselenggarakan. Mulanya, forum G20 dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 untuk membahas respons terhadap krisis keuangan global 1997-1999.
Sejak saat itu, KTT G20 rutin diadakan setiap tahun. Dalam perkembangannya, pertemuan tersebut tidak hanya dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral, namun juga para kepala negara.
Berbeda dengan organisasi multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat permanen. Oleh karena itu, G20 memiliki tuan rumah atau presidensi berdasarkan sistem rotasi kawasan setiap tahunnya. Presidensi G20 bertanggung jawab atas pelaksanaan KTT G20.
Lihat Juga : |
Tujuan dan Peran G20
![]() |
Tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Pada setiap KTT, G20 mengangkat topik dan isu terkait yang dibahas dalam forum.
Sepanjang G20 berlangsung, forum ini telah menyumbang sejumlah peran dalam perekonomian global. Berikut peran G20 dilansir dari bi.go.id:
1. Penanganan krisis keuangan global
Salah satu kesuksesan G20 terbesar adalah dukungan dalam mengatasi krisis keuangan global 2008. G20 turut mengubah tata kelola keuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi serta dalam skala sangat besar.
G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank pembangunan global lainnya.
2. Kebijakan pajak
G20 telah memacu Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) terkait pertukaran informasi terkait pajak. Pada 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD, yang kemudian difinalisasi pada 2015.
Melalui BEPS, saat ini 139 negara dan jurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.
3. Penanganan pandemi Covid-19
Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah.
Selain itu, G20 juga berjanji akan melakukan injeksi pendanaan untuk penanganan pandemi covid-19 lebih dari US$5 triliun untuk mendorong pemulihan perekonomian.
Selain itu, negara anggota G20 menurunkan atau menghapuskan bea dan pajak impor, mengurangi bea untuk vaksin, hand sanitizer, disenfektan, alat medis dan obat-obatan covid-19.
4. Isu lainnya
Selain isu perekonomian, G20 juga ikut berperan dalam isu internasional lainnya, termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan.
G20 mendukung pembangunan berkelanjutan dalam gerakan Paris Agreement on Climate Change di 2015 dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Demikian sejarah G20, tujuan, serta perannya dalam kancah global. Sebagai presidensi G20, Indonesia akan memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong perekonomian yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
(ulf/fef)[Gambas:Video CNN]