Kementerian ESDM Dorong Truk dan Bus Beralih dari BBM ke Gas

Kementerian ESDM mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri. Tidak terkecuali kendaraan besar untuk moda transportasi, seperti bus dan truk.

"Kami berkoordinasi dengan instansi terkait mendorong penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi terutama kendaraan besar, seperti truk dan bus," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji seperti dikutip Antara, Kamis (20/1).

Penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi dinilai menjadi salah satu program transisi energi. Di lain sisi, kendaraan seperti mobil dan motor secara bertahap akan dialihkan menjadi kendaraan listrik.

Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan bahan bakar gas dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di jalur-jalur yang biasa dilalui oleh kendaraan besar. "Jadi, kami menawarkan bahan bakar dengan harga yang murah," jelasnya.

Sebagai informasi, pada 2011 hingga 2016, pemerintah telah membangun 46 unit SPBG di beberapa daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Balikpapan.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Noor Arifin Muhammad mengatakan penggunaan bahan bakar gas dapat menghemat 13 persen bahan bakar, dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari.

Apabila menggunakan bahan bakar gas, maka biayanya Rp4.500 per liter setara premium, lebih murah dibandingkan solar, yakni Rp5.150 per liter.

Selain itu, konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas juga akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah, sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

[Gambas:Video CNN]