Menghitung Untung Rugi Beli Rumah Baru dan Bekas

Memiliki rumah pribadi tentu menjadi impian semua orang. Rumah impian akan memberikan kepuasan sekaligus kenyamanan bagi pemiliknya.

Saat ini, pilihan pembelian rumah terbuka luas mulai dari rumah tapak hingga vertikal. Dari segi kegunaan, ada rumah yang bisa digabungkan dengan pertokoan hingga perkantoran, baik yang dijual dalam keadaan baru maupun bekas.

Rumah baru, tentu menjadi incaran, lantaran kondisinya yang dinilai lebih baik dibandingkan rumah bekas. Namun jangan salah, rumah bekas saat ini bisa menjadi alternatif lain untuk memiliki hunian.

Lantas, lebih baik memilih rumah baru atau rumah bekas?

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan dalam memilih rumah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah kemampuan finansial.

"Pertama, kemampuan finansial dengan kondisi keuangan yang terbatas, jadi harus lebih banyak berkompromi terhadap rumah impian yang ingin kita beli," kata Andy kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/1).

Dengan mengetahui kondisi finansial, Anda dapat menghitung dengan mudah berapa besaran uang muka hingga cicilan rumah yang mampu dibayarkan setiap bulan.

Terkait rumah baru atau bekas, Andy membeberkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing unit. Menurutnya, rumah baru memiliki ketahanan bangunan yang seharusnya lebih baik dibandingkan rumah lama.

"Rumah baru, itu kelebihannya karena baru dibangun bisa dibilang ketahanannya lebih bagus dibandingkan bekas, ujar Andy.

Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan insentif pajak ketika membeli rumah baru. Insentif itu berupa diskon pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 25 persen-50 persen.

Kebijakan itu berlaku dari Januari 2022-Juni 2022. Bagi rumah dengan nilai di bawah Rp2 miliar akan mendapat diskon PPN 50 persen, sedangkan rumah dengan harga jual sekitar Rp2 miliar hingga Rp5 miliar mendapat diskon PPN 25 persen.

"Insentif hanya berlaku hanya untuk rumah baru. Kenapa? kemungkinan karena untuk menyelamatkan developer yang sudah membebaskan lahan, booking material bangunan, atau bahkan barangnya sudah jadi, itu kan untuk menggerakkan ekonomi juga kan," kata Andy.

Sementara, Andy mengatakan Anda harus siap dengan biaya perawatan ketika membeli rumah bekas. Sebab, biasanya sudah ada keretakan di beberapa bagian tembok atau kerusakan lain di rumah bekas.

"Kekurangannya ketika beli sudah berumur, biaya perawatannya juga biasanya makin banyak tuh," ujar Andy.

Kendati begitu, mau rumah baru atau bekas, tentu itu menjadi pilihan masing-masing individu. Hal yang perlu diingat, Anda perlu menentukan developer atau penjual rumah mana yang tepat agar sesuai dengan kondisi keuangan.

Dalam memilih developer rumah baru, Anda dapat memilih jasa pengembang yang memiliki reputasi yang baik, terpercaya, dan tentu memiliki izin-izin pembangunan. Sementara untuk rumah lama, Anda perlu menentukan penjual atau broker yang terpercaya.

Tak hanya broker, Andy menilai marketplace rumah bekas dapat menjadi opsi untuk memiliki rumah impian. Jika beruntung, Anda bisa berkomunikasi langsung dengan pemilik, sehingga tak perlu memberikan tambahan 'uang rokok' untuk perantara.

"Sekarang banyak marketplace properti kita bisa cari di situ, tinggal pilih dan hubungi nomor tercantum, bersyukur kalau bisa bertemu pemiliknya langsung, jadi tika kena fee atau markup oleh broker," ucap Andy.

Dalam mempersiapkan keuangan untuk membeli rumah, menurut Andy baik rumah baru maupun rumah bekas memiliki cara yang sama. Anda bisa menabung sekitar 10 persen atau 20 persen dari total gaji.