Kemenkeu Angkat Suara soal 'Harta Karun' di Lumpur Lapindo

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 16:24 WIB
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban memastikan negara tetap akan menagih utang dana talangan Lumpur Sidoarjo ke PT Lapindo Brantas. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Farid).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mulai menghitung nilai aset, termasuk kandungan di dalam tanah, milik PT Lapindo Brantas yang dikabarkan berharga.

"Pada dasarnya, kami ingin mendapat pengembalian uang pemerintah," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Rabu (26/1).

Pria yang akrab disapa Rio ini sudah mendengar kabar ada mineral yang cukup berharga di tanah Lapindo. Namun, ia dan jajarannya ingin memastikan kebenaran hal tersebut.

"Nanti pada saatnya kami akan melakukan penagihan dan kita akan lihat apakah betul tanah tersebut bernilai atau tidak. Dalam hal tanah tersebut tidak bernilai maka apapun selisihnya itu akan kita tagihkan," jelasnya.

Rio mengaku Kemenkeu saat ini belum memiliki hak milik atas tanah Lapindo. Namun, ada tagihan dana yang perlu diserahkan kepada pemerintah.

"Terkait pertanyaan Lapindo, pada dasarnya kami belum memiliki hak title atas tanahnya. Kita memiliki tagihan sebesar dana talangan tersebut plus bunga dan denda. Kami berdasarkan hitungan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," ujar Rio.

Sebagai informasi, bencana Lumpur Lapindo terjadi pada 29 Mei 2006 ketika terjadi semburan lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo dan Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.

Lihat Juga :
LAPORAN INTERAKTIF
Melawan Kecerdasan Mesin

Sejumlah permukiman, lahan pertanian dan ladang, serta puluhan pabrik di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur ikut terdampak, dengan total 470 hektare lahan dan 9 desa terkubur. Hingga kini proses ganti rugi warga masih menggantung.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan di dalam luapan lumpur Lapindo terdapat logam tanah jarang (rare earth) yang dianggap "harta karun'" karena memiliki banyak kegunaan.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan salah satu material langka yang ada di wilayah tersebut adalah Cerium (Ce) yang merupakan unsur untuk sistem baterai. Cerium dinilai berpotensi dijadikan bahan dasar baterai mengutip sandia.gov.

"Dari hasil analisis lab, kadar logam tanah jarang (LTJ) cukup rendah, dengan kadar tertinggi pada unsur Cerium (Ce)," kata Eko kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.



(tdh/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK