Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.389 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (27/1) sore. Mata uang Garuda ini melemah 36 poin atau 0,25 persen dari hari sebelumnya, yaitu Rp14.353 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.385 per dolar AS sore ini. Angkanya melemah dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.346 per dolar AS.
Lalu, seluruh mata uang di Asia terlihat bergerak melemah. Terpantau, yen Jepang minus 0,18 persen, dolar Hong Kong minus 0,06 persen, dolar Singapura minus 0,33 persen, won Korea Selatan minus 0,41 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, peso Filipina yang minus 0,06 persen, rupee India minus 0,66 persen, yuan China minus 0,68 persen, ringgit Malaysia minus 0,27 persen, dan baht Thailand minus 0,43 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju ikut memerah. Terpantau, franc Swiss minus 0,31 persen, dolar Kanada minus 0,30 persen, dolar Australia minus 0,63 persen, poundsterling Inggris minus 0,41 persen, dan euro Eropa minus 0,38 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah diakibatkan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang akan dimulai pada Maret mendatang.
"Dolar AS mencapai titik tertinggi multi-minggu terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis ini, setelah ketua The Federal Reserve Jerome Powell mendorong investor untuk menaikkan suku bunga AS yang dimulai pada Maret," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Kamis (27/1).
Selain itu, rupiah turut ditekan dengan berkembangnya varian omicron yang telah mencapai 1.766 kasus atau naik signifikan dibandingkan Desember tahun lalu.