Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.400 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (31/1) pagi. Mata uang Garuda melemah 25,5 poin atau 0,18 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.374 per dolar AS.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini. Tercatat, yen Jepang minus 0,15 persen, dolar Hong Kong minus 0,04 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, baht Thailand minus 0,04 persen, dan won Korea Selatan minus 0,37 persen,
Namun, beberapa mata uang Asia lain berhasil menguat, seperti rupee India sebesar 0,04 persen, ringgit Malaysia 0,03 persen, peso Filipina 0,11 persen, dan yuan China 0,11 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju menguat pagi ini. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,18 persen, dolar Australia menguat 0,29 persen, poundsterling Inggris menguat 0,08 persen, dan euro Eropa menguat 0,04 persen. Sementara, franc Swiss minus 0,09 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah melemah hari ini. Sikap pasar yang mulai mengantisipasi sejumlah kebijakan moneter AS akan memberikan sentimen negatif untuk mata uang Garuda.
"Antisipasi pasar terhadap serangkaian kebijakan moneter the Fed yang dimulai Maret masih menjadi pendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Oleh karena itu, rupiah diprediksi kembali melaju di zona merah. Ariston meramalkan rupiah berada dalam rentang support Rp14.350 per dolar AS dan resistance Rp14.400 per dolar AS.