Indonesia merupakan negara dengan pengguna ekonomi dan energi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah sendiri telah menetapkan target netralitas karbon atau net zero emission pada tahun 2060.
Dalam mewujudkan target tersebut diperlukan transisi energi dan mengintensifkan berbagai upaya untuk mencapai integrasi energi terbarukan dengan skala besar. Karena itu, Hitachy Energy menyatakan kesiapannya untuk mendukung rencana pemerintah dalam merealisasikan transisi energi untuk mencapai target netralitas karbon pada 2060.
Presiden Direktur PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Michel Burtinm mengatakan, transisi energi saat ini memerlukan jaringan yang lebih kuat, lebih cerdas karena mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT.
"Sebagian besar jaringan yang sudah ada dari beberapa waktu yang lalu, dan saat ini jaringan kelistrikan harus lebih fleksibel, efisien, dan dapat diandalkan untuk mendukung permintaan dan pasokan energi terbarukan yang akan datang, dan juga bisa mengatasi kompleksitas grid," kata Michel dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Michel pertumbuhan konsumsi listrik akan mendorong sejumlah tantangan. Saat ini pertumbuhan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan yang bersifat fluktuatif dan intermitensi yang tinggi semakin meningkat.
Bersamaan dengan itu juga terdapat kebutuhan untuk meningkatkan dan memperluas jaringan kelistrikan secara signifikan dengan tingkat digitalisasi yang tinggi untuk mengakomodir pertumbuhan pesat permintaan listrik dari sektor transportasi, industri dan bangunan.
Menurutnya, saat ini yang perlu diperhatikan selain mengoptimalkan penerapan dan pemanfaatan EBT, adalah bagaimana pada saat yang bersamaan tetap menjaga kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia.
"Listrik adalah tulang punggung dari seluruh sistem energi. Semua sektor di industri akan tumbuh secara signifikan dalam elektrifikasi. Transportasi listrik, proses heating serta konversi industri adalah pendorong utama," jelas Michel.
Karena itu, Hitachi Energy berkomitmen untuk mendukung Indonesia melalui integrasi energi terbarukan seperti energi surya dan angin ke dalam sistem grid, menyediakan teknologi perintis seperti Gardu Digital, Sistem Manajemen Energi Modern, dan Flexible Alternating Current Transmission Systems (FACTS). Integrasi ini dilakukan untuk membantu Indonesia mengatasi masalah kualitas daya (power quality) dalam jaringan transmisi dan distribusi.
Hitachi Energy juga memiliki sistem High Voltage Direct Current (HVDC) untuk menghubungkan jaringan interkoneksi kelistrikan antarpulau, seperti konsep Nusantara Super Grid.
Sejauh ini Hitachi Energy juga telah terlibat dalam beberapa proyek transisi energi di Indonesia. Misalnya menghubungkan pembangkit listrik tenaga panas bumi di dekat Rantau Dedap, Sumatera Selatan, dengan menyediakan 220 Megawatt listrik bebas karbon ke jaringan Sumatera.
Hitachi Energy juga menerapkan solusi Grid Edge di beberapa wilayah Indonesia, termasuk fasilitas microgrid pertama dan terbesar di perusahaan tambang di Bontang, Kalimantan Timur.
Perusahaan juga telah bekerja sama dengan PLN, untuk menyediakan suplai listrik yang stabil di pembangkit listrik di Semau (Nusa Tenggara Timur) dan Pulau Selayar (Sulawesi Selatan), dimana keduanya merupakan pilot project PLN untuk Smart Grids.
"Solusi Grid Edge kami memberikan keandalan pasokan listrik yang tinggi, mengintegrasikan sumber energi terbarukan yang terdistribusi dan Penyimpanan Energi Baterai (Battery Energy Storage)," kata Michel.
"Ini adalah solusi yang sangat cocok untuk Indonesia, dengan banyak wilayah geografis terpencil yang tidak terhubung ke jaringan pusat," tambahnya.
Selain itu, Hitachi Energy memiliki pusat riset dan pengembangan (R&D) di Bali yang mengembangkan perangkat lunak perusahaan seperti asset management dan asset management performance software. Pusat riset ini dikembangkan dan dikelola oleh insinyur lokal.
Michel menjelaskan Pusat R&D ini selaras dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM lokal.
"Selama ini, kami telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan Indonesia, terlibat dalam proyek-proyek landmark dan membantu menyiapkan talenta masa depan bangsa. Kami akan pasti terus mendukung negeri ini untuk masa depan energi yang berkelanjutan," pungkas Michel.
(osc)