Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi yang mereka pimpin mencapai Rp189,2 triliun sepanjang 2021. Angka tersebut 156 persen dari target yang hanya Rp121,2 triliun.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pencapaian tersebut ditopang oleh kenaikan harga komoditas energi dan mineral.
Ia menambahkan pada tahun ini, realisasi PNBP yang bagus itu berlanjut tahun ini. Berdasar data yang dimiliknya, PNBP sektor pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) tahun ini sudah mencapai Rp75,5 triliun. Angka tersebut telah mencapai 193 persen dari target sebesar Rp39,1 triliun yang ditetapkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontribusi terbesar dari capaian tersebut berasal dari royalti dan penjualan hasil tambang batu bara. Yaitu, sebesar Rp59,5 triliun atau 78,75 persen dari total realisasi PNBP Minerba.
"Kementerian ESDM terus mendorong peningkatan PNBP antara lain melalui program-program peningkatan pengawasan kegiatan produksi mineral dan batu bara serta panas bumi," ujarnya dalam rapat dengar bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (17/2).
Lebih lanjut, Arifin juga mengungkapkan rencana produksi batu bara nasional untuk 2022 mencapai 663 juta ton. Dari total produksi itu, alokasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) sebesar 166 juta ton.
Adapun realisasi produksi sepanjang 2022 baru mencapai 13 juta ton. Ia juga menyebut dalam lima tahun ke depan kebutuhan batu bara dalam negeri untuk sektor pembangkit dan industri diperkirakan terus meningkat, dari 163 ton di tahun ini menjadi 208,5 juta ton di 2025.
Ia juga menambahkan rencana kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tahun ini adalah sebesar 127,1 juta ton.
Jumlah tersebut mencakup ketersediaan batu bara untuk PLTU milik PLN sebanyak 64,2 juta ton. Sementara untuk PLTU Independent Power Producer (IPP) sebanyak 62,9 juta ton.
(mrh/agt)