Emak-emak Lampung 'Mengular' Antre Beli Minyak Goreng Murah
Ratusan warga Bandarlampung yang didominasi oleh emak-emak rela mengantre dan berdesakan untuk membeli minyak goreng murah di salah satu gerai ritel modern di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kedaton, Jumat (18/2).
Pantauan CNNIndonesia.com, ratusan warga mengantre dan berdesakan sejak pagi demi minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah sebesar Rp14 ribu per liter untuk kemasan sederhana.
Padahal, Bandarlampung sedang menerapkan PPKM Level 3 di tengah lonjakan kasus covid-19. Ironisnya lagi, ratusan warga yang mengantre juga datang dari luar Kota Bandarlampung, seperti Desa Hajimena dan Candimas, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Fitrinof, gerai ritel modern yang menawarkan harga minyak goreng sesuai HET menerapkan sistem bak pemilu. Setiap pembeli diwajibkan mencelupkan jari mereka dalam tinta untuk menandakan bahwa konsumen tersebut telah membeli maksimal 2 liter. Tujuannya, agar harga minyak goreng murah diperoleh sebanyak-banyaknya warga sesuai ketersedian.
Adapun, Fitrinof menawarkan ribuan liter minyak goreng. Seluruhnya ludes dibeli warga yang datang mengantre sejak pagi. Meski, ada sebagian warga lain mengaku tidak kebagian.
Sumiyati, warga Gunung Sulah, Bandarlampung mengatakan selama sembilan hari kesulitan mendapatkan minyak goreng. Bahkan, di sekitar tempat tinggalnya di daerah Labuhan Ratu, Kedaton, juga tidak menemukan minyak goreng di warung-warung.
"Dapat info dari tetangga, katanya salah satu minimarket di Kedaton ada operasi pasar minyak goreng. Saya langsung ke minimarket ini, dan alhamdulillah meski sudah antre lama, akhirnya saya dapat 2 liter minyak goreng seharga Rp 28 ribu dan bisa goreng makanan. Sebelumnya, saya pakai mentega kalau goreng makanan," ujarnya.
Lihat Juga : |
Warga Bandarlampung lainnya, Yeni mengaku rela mengantre sejak pukul 07.00 WIB hanya untuk mendapatkan minyak goreng. "Kalau saya sudah sepekan tidak punya minyak goreng, sudah keliling saya cari di warung-warung tidak ada. Begitu ada informasi ini, saya datang ke sini dan langsung ikut mengantre untuk bisa mendapatkan minyak goreng Rp 14 ribu/liter," imbuhnya.
Yono, warga Bandarlampung lainnya, malah tidak mendapatkan minyak goreng murah meski sudah datang dan ikut mengantre sejak pukul 08.00 WIB. "Saya tidak dapat minyak goreng, mungkin karena saya kalah gesit atau cepet sama para ibu-ibu yang juga ikut antrean," jelas Yono.
Hingga siang hari, ketersedian minyak goreng di pasaran, warung dan toko ritel di Bandarlampung memang tampak langka.
Kamis (17/2), puluhan emak-emak pun sama rela mengantre dan berdesakan untuk mendapatkan minyak goreng di minimarket di Jalan Wolter Monginsidi, Bandarlampung. Begitu pula dengan lokasi lainnya di Jalan Kartini, Tanjungkarang Pusat.
Lokasi lainnya, yakni di Chandra Superstore Tanjungkarang bersama PT Tunas Baru Lampung menggelar operasi pasar minyak goreng. Di lokasi itu, ratusan warga antre dengan tertib untuk mendapatkan minyak goreng murah.
Selain di Kota Bandarlampung, ribuan liter minyak goreng yang digelar oleh Disperindag Kota Metro melalui operasi pasar, Jumat (18/2) pagi tadi juga ludes diserbu warga. Mulai pukul 07.00 WIB, warga Kota Metro mendatangi operasi pasar tersebut.
Mereka pun harus rela mengantre dan berdesakan untuk mendapatkan minyak goreng kemasan 2 liter Rp 28 ribu. Salah seorang warga, Rita kepada CNN Indonesia.com mengatakan sejak minyak goreng langka, ia hanya bisa mendapatkan minyak goreng hanya melalui operasi pasar tersebut.
"Ya mau bagaimana lagi, minyak goreng di pasaran sekarang ini susah didapat. Ada operasi pasar dari Disperindag Kota Metro inilah, saya dapat minyak goreng," terang dia.
Kondisi langkanya minyak goreng mendapat banyak keluhan warga khususnya bagi mereka para pelaku usaha makanan. Mereka berharap pemerintah dalam menstabilkan kembali harga dan juga ketersediaan minyak goreng.