Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan nilai perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan bisa mencapai US$20 miliar atau setara Rp287,3 triliun.
Dilansir dari Antara (22/2), Airlangga menjelaskan kinerja perdagangan antara RI dan Korsel pada 2021 tercatat mencapai US$18,4 miliar (setara Rp264,3 triliun), atau meningkat hampir 40 persen dibandingkan 2020.
"Diharapkan ini bisa kembali ke level yang ditargetkan menjadi US$20 miliar (setara Rp287,3 triliun) antara kedua negara," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menilai perdagangan kedua negara masih berjalan secara baik, mengingat Korea Selatan berada di peringkat ketujuh dari tujuan ekspor dan peringkat keenam asal impor.
Dari sisi investasi, meski masih terjadi wabah covid-19, realisasi investasi negeri ginseng pada 2021 mencapai US$1,64 miliar (setara Rp22,9 triliun).
Ia menyebut reformasi struktural yang dilakukan lewat Omnibus Law menjadi salah satu pendorong investasi Korsel ke Indonesia.
"Tadi dalam pertemuan dengan Pak Menteri Perdagangan Industri dan Energi (MoTIE) Korea Selatan, Moon Sung Wook, (beliau) mengapresiasi reformasi struktural yang dilakukan melalui Omnibus Law Cipta Kerja yang mendorong terciptanya kenaikan investasi Korea ke Indonesia dengan beberapa project yang sedang dalam pipeline," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani mengungkapkan jika dilihat dari data tiga tahun ke belakang, total perdagangan RI-Korsel masih di bawah capaian pada 2018 sebesar US$18,6 miliar (setara Rp267,2 triliun).
Oleh karena itu, menurut dia, peluang untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara masih sangat besar.
"Kami menyadari bahwa menimbang kekuatan dan potensi ekonomi yang besar dari kedua negara, peluang untuk meningkatkan dan mengembangkan kerja sama masih terbuka lebar," ujar Shinta.
(tdh/nva)