Imbas Serangan ke Ukraina, AS Batasi 'Perdagangan' Utang Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 25 Feb 2022 14:12 WIB
AS membatasi perdagangan utang negara Rusia setelah menyerang Ukraina. (AP/Efrem Lukatsky).
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat (AS) membatasi perdagangan utang negara Rusia. Hal ini berlaku bagi 13 perusahaan.

Perdagangan utang yang dimaksud dapat berupa mengajukan pinjaman, mengucurkan kredit, hingga pembelian surat utang.

Mengutip Antara, Jumat (25/2), beberapa perusahaan yang dikenakan pembatasan utang dan ekuitas adalah Sberbank, Gazprombank, dan Russian Agricultural Bank.

Kementerian Keuangan AS mengeluarkan delapan lisensi umum yang terkait dengan covid-19, energi, dan organisasi internasional untuk memastikan sanksi tersebut berjalan optimal.

"Paket sanksi dan lisensi yang dibuat untuk menjelaskan tantangan harga energi yang tinggi bagi warga biasa dan tidak melarang transaksi terkait energi yang melibatkan bank-bank tertentu hingga 24 Juni," ucap Kementerian Keuangan AS.

Sejauh ini, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap 24 bank, perusahaan pertahanan, dan individu di Belarus, tempat di mana pasukan Rusia maju ke selatan menuju Kyiv.

Kementerian Keuangan AS menegaskan bank-bank Negeri Paman Sam harus memutus hubungan kerja sama dengan bank-bank Rusia, terutama Sberbank dan VTB, beserta 25 anak usaha mereka. Aksi memutus hubungan kerja sama harus dilakukan dalam waktu 30 hari.

Hal itu dilakukan untuk menekan ekonomi Rusia, dengan memblokir Sberbank dari seluruh proses dan penyelesaian pembayaran dalam sistem keuangan AS.

Namun, AS masih belum memberikan sanksi terberat, seperti membekukan aset-aset Rusia di Negeri Paman Sam. AS hanya akan menerapkan sanksi terberat jika Rusia meningkatkan agresi militer ke Ukraina.

Mantan penasihat umum Departemen Layanan Keuangan Negara bagian New York Daniel Alter menuturkan kekuatan sanksi AS masih berasal dari fakta bahwa sebagian besar perdagangan dilakukan dalam dolar AS.

Departemen Keuangan AS mengungkapkan bank-bank Rusia melakukan transaksi valuta asing senilai US$46 miliar secara global setiap hari. Tercatat, 80 persen dilakukan dalam mata uang dolar AS.

"Sebagian besar transaksi itu sekarang akan terganggu," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Sberbank mengaku masih beroperasi normal sembari mempelajari implikasi sanksi yang akan dikenakan AS.

VTB merespons bahwa sanksi tersebut akan membatasi operasinya, terutama penggunaan kartu di luar Rusia.

Sementara bank-bank Rusia lainnya tidak berkomentar. Kedutaan Besar Rusia di AS juga belum menjawab pertanyaan wartawan.

(wel/aud)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK