Raja Pupuk Rusia: Dunia Dihantui Krisis Pangan Imbas Perang di Ukraina

CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2022 16:20 WIB
Konglomerat Rusia Andrei Melnichenko mengungkapkan perang Rusia-Ukraina menyebabkan kenaikan harga pupuk yang dapat menyebabkan krisis pangan. Ilustrasi. (REUTERS/STRINGER).
Jakarta, CNN Indonesia --

Konglomerat Rusia khawatir dunia mulai dibayangi oleh krisis pangan jika perang antara Negara Beruang Merah dan Ukraina tidak segera berhenti. Ini karena lonjakan harga pupuk yang sangat cepat membuat petani di sejumlah negara tidak mampu membelinya.

Pengusaha batu bara dan pupuk Rusia Andrei Melnichenko mengatakan beberapa pebisnis terkaya secara terbuka menyerukan perdamaian sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari, termasuk Mikhail Fridman, Pyotr Aven dan Oleg Deripaska.

Melansir Reuters, Senin (14/3), Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa menyebut invasi Putin sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran.

Akibat invasi Rusia, negara barat termasuk Uni Eropa juga memberikan sanksi kepada pengusaha asal Rusia, termasuk Melnichenko, dengan membekukan aset dan memangkas sebagian besar sektor korporasi Rusia dari ekonomi global dalam upaya untuk menghentikan langkah Putin.

Dalam hal ini, Putin menolak dan menegaskan kalau perang yang dilakukannya merupakan operasi militer khusus untuk membersihkan Ukraina dari nasionalis dan Nazi yang berbahaya.

"Peristiwa di Ukraina benar-benar tragis. Kami sangat membutuhkan perdamaian," kata Melnichenko, 50, yang berkebangsaan Rusia tetapi lahir di Belarus dan memiliki ibu Ukraina, kepada Reuters dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email oleh juru bicaranya.

Raja pupuk Rusia ini merupakan pendiri EuroChem, produsen amonium nitrat terbesar Rusia, yang berbasis di Zug, Swiss. Selain itu, ia juga mendirikan SUEK, produsen batu bara utama Rusia.

Adapun, invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, lebih dari 2,5 juta orang mengungsi, dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan AS.



(dzu/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK