China Kaji Beri Utang Rp21,5 T ke Sri Lanka

CNN Indonesia
Kamis, 24 Mar 2022 06:36 WIB
Pemerintah China sedang mempertimbangkan penawaran utang senilai US$1,5 miliar untuk membantu Sri Lanka dalam menghadapi krisis ekonomi.
Pemerintah China sedang mempertimbangkan penawaran utang senilai US$1,5 miliar untuk membantu Sri Lanka dalam menghadapi krisis ekonomi. Ilustrasi. (AFP/ISHARA S. KODIKARA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China sedang mempertimbangkan penawaran utang senilai US$1,5 miliar atau Rp21,5 T sekitar (asumsi kurs Rp14.350 per dolar AS) ke Sri Lanka.

Melansir Reuters, Rabu (23/3), seorang pejabat tinggi China mengatakan ini merupakan upaya untuk membantu Sri Lanka dalam mengatasi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Duta Besar China untuk Sri Lanka Qi Zhenhong mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak juga membahas pinjaman terpisah hingga US$ 1 miliar yang diminta oleh pemerintah Sri Lanka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan negara Asia Selatan itu ditawari pinjaman sebesar US$500 juta dari China Development Bank pada 18 Maret.

Saat ini, Sri Lanka harus membayar utang senilai sekitar US$4 miliar tahun ini, termasuk obligasi negara internasional senilai US$1 miliar yang jatuh tempo pada Juli.

Namun, cadangannya turun sekitar 70 persen dari dua tahun lalu menjadi US$2,31 miliar pada akhir Februari.

Selain membayar beban utang, Sri Lanka juga tengah berjuang untuk pembayaran impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan obat-obatan.

Tak hanya itu, negara tersebut juga memberlakukan pemadaman listrik nasional karena kurangnya bahan bakar untuk pembangkit listrik.

"Kami percaya tujuan akhir kami adalah untuk memecahkan masalah tetapi mungkin ada cara yang berbeda untuk melakukannya," kata Qi dalam menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan restrukturisasi pinjaman China.

Adapun, China adalah pemberi pinjaman terbesar keempat Sri Lanka, di belakang pasar keuangan internasional, Asian Development Bank (ADB) dan Jepang.

Selama dekade terakhir, China telah meminjamkan Sri Lanka lebih dari US$5 miliar untuk pembangunan jalan raya, pelabuhan, bandara, dan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Sementara itu, Presiden Gotabaya Rajapaksa meminta China untuk membantu merestrukturisasi pembayaran utang ketika dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Januari. Namun, China belum menanggapi permintaan tersebut.

Pembayaran kembali ke China diperkirakan sekitar US$400-US$500 juta.

Rajapaksa mengatakan pekan lalu Sri Lanka akan bekerja dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu menyelesaikan krisis ekonomi negara itu dengan pembicaraan resmi pada pertengahan April.

Sebelum pandemi, China adalah sumber utama turis Sri Lanka. Tak hanya itu, Sri Lanka juga banyak mengimpor barang dari China dibandingkan dengan negara lain mana pun.

Sri Lanka sendiri adalah bagian penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China (BRI), sebuah rencana jangka panjang untuk mendanai dan membangun infrastruktur yang menghubungkan China ke seluruh dunia.

Kendati demikian, sejumlah negara seperti Amerika Serikat menyebutnya sebagai jebakan utang untuk negara-negara kecil.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER