Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri untuk menjaga daya beli masyarakat, momentum pemulihan ekonomi Indonesia, hingga ketahanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari ancaman kenaikan harga komoditas di pasar dunia.
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (5/4).
"Bapak Presiden telah menginstruksikan untuk kami melihat secara detail harga-harga pangan dan harga-harga energi dan pilihan-pilihan kebijakan yang bisa kita ambil untuk bisa di satu sisi menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum ekonom, tapi juga menjaga APBN," kata Ani, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ani mengatakan tiga hal itu sangat perlu dijaga karena sangat terdampak pada tantangan dan ancaman ekonomi saat ini, yaitu kenaikan harga komoditas di pasar dunia. Mulai dari harga minyak, gas, batu bara, hingga nikel.
"Kalau dulu tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan dari barang-barang tersebut," imbuhnya.
Untuk menjaga ketiga hal tersebut, bendahara negara memastikan pemerintah masih memiliki anggaran yang cukup, yaitu dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp455,62 triliun.
"Ini akan difokuskan kepada program-program seperti labour intensive atau program untuk meningkatkan ketahanan dan penciptaan kesempatan kerja terutama untuk Kementerian PUPR dan kementerian-kementerian lain," pungkasnya.