Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) memprediksi harga daging sapi melonjak hingga Rp180 ribu-Rp200 ribu per kg jelang Lebaran tahun ini.
Ketua JAPPDI Asnawi mengatakan harga daging sapi berpotensi melonjak karena pasokan terbatas. Hal ini baik di lokal maupun stok impor.
Asnawi mengatakan harga daging sapi impor juga sudah naik saat ini. Sebab produksi daging sapi Australia, selaku pemasok daging sapi di Indonesia, hanya mencapai 40 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Posisi di sini mengalami kenaikan (harga) yang luar biasa, sehingga impor saat ini tidak mencapai target sesuai apa yang diharapkan. Itu yang menyebabkan pasokan saat ini kami katakan sangat minim," kata Asnawi dalam acara PROFIT, CNBC Indonesia, Jumat (8/4).
Saat ini, harga timbang hidup sapi siap potong di feedlot atau peternakan naik menjadi sekitar Rp55 ribu per kg sampai Rp59 ribu per kg.
Ia memprediksi kenaikan harga sapi siap potong di feedlot terus meningkat menjadi Rp57 ribu hingga Rp62 ribu per kg jelang Lebaran.
Sementara, harga harga karkas di tingkat rumah potong hewan (RPH) juga naik menjadi sekitar Rp110 ribu hingga Rp114 ribu per kg. Dengan harga tersebut, harga daging sapi di tingkat pengecer ada di kisaran Rp140 ribu hingga Rp150 ribu per kg.
Lihat Juga : |
"Kalau itu yang terjadi maka harga pokok penjualan (HPP) kami selaku pengecer di dalam pasar sudah mencapai angka Rp148.886 per kg," ucap Asnawi.
Ia menambahkan bahwa akan ada bagian daging tertentu yang tak akan terjual. Salah satunya bagian kulit yang harganya berkisar Rp17 ribu-Rp21 ribu per kg.
"Akan ada bagian-bagian tertentu yang tidak terjual, seperti fat-nya yang tidak terjual dan harga kulit yang saat ini antara Rp17 ribu sampai Rp21 ribu per kg mengalami depresi angka menjadi Rp9 ribu hingga Rp11 ribu," jelas Asnawi.
(dzu/aud)