Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut modal asing US$1,3 miliar atau setara Rp18,675 triliun (kurs Rp14.366 per dolar AS) hengkang dari Indonesia pada Maret tahun ini.
Hal itu terjadi akibat ketidakpastian ekonomi global.
"Dengan meningkatnya ketidakpastian global dan aliran modal asing ke domestik yang tertekan, di mana investasi portofolio net out flow US$1,3 miliar per 31 Maret 2022," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, ia menyatakan tekanan dana asing yang keluar masih relatif rendah dibandingkan negara negara berkembang lainnya. Lebih lanjut, ia mengatakan cadangan devisa Indonesia per Maret 2022 telah mencapai US$139,1 miliar.
"Hal ini setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah. Standar ini berada di atas kecukupan internasional sekitar 3 bulan kebutuhan impor, jadi lebih dua kali lipat dari kecukupan dunia," ujarnya.
Kemudian, nilai tukar rupiah juga masih terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Pada kuartal pertama tahun ini saja, rupiah mengalami depresiasi 0,33 persen dibandingkan tahun lalu. Sebagai perbandingan, lanjutnya, depresiasi mata uang di negara lain terjadi lebih tinggi.
"Malaysia depresiasi ringgitnya mencapai 1,5 persen sejak awal tahun ini, kemudian rupee India depresi 1,73 persen, bahkan bath Thailand depresi 3,15 persen," ucapnya.