Perputaran Uang dari Aktivitas Mudik Lebaran Diproyeksi Rp8.000 T
Ekonom memproyeksi perputaran uang dari aktivitas mudik pada periode Lebaran 2022 tembus Rp8.000 triliun. Angkanya tercatat tumbuh 4,26 persen dibanding perputaran uang pada bulan-bulan biasanya, yakni Rp7.672,4 triliun berdasarkan data Bank Indonesia (BI).
Angka itu diperoleh dari perhitungan total pemudik Lebaran tahun ini yang disurvei Kementerian Perhubungan mencapai 80 juta orang, baik lewat perjalanan darat, udara, maupun laut.
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy memprediksi lampu hijau mudik dari pemerintah tersebut akan memberikan dampak besar terhadap perputaran uang di daerah.
"Perputaran uang ini menjadi salah satu yang terbesar sepanjang pandemi covid-19 terjadi. Jadi, harusnya uang beredar yang sangat besar ini berdampak positif pada perekonomian," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/4).
Perputaran uang, sambung Yusuf, juga akan dirasakan oleh berbagai sektor usaha, mulai dari transportasi, makanan dan minuman, akomodasi, hingga pariwisata.
Ia meyakini pendapatan asli daerah (PAD) pun bakal terdongkrak, meskipun ia mengaku belum memiliki hitung-hitungan besar kenaikan PAD.
Sementara itu, Ekonom Indef Tauhid Ahmad memperkirakan uang berputar selama libur Lebaran di atas Rp200 triliun atau lebih besar dari pra-pandemi pada 2019 lalu, yaitu Rp185 triliun.
Menurut dia, besarnya potensi perputaran uang pada mudik kali ini karena pemerintah mengizinkan kembali tradisi mudik ke kampung halaman setelah dua tahun pembatasan akibat pandemi.
Selain itu, tunjangan hari raya (THR) bagi PNS dan pekerja swasta wajib dibayar penuh setelah sempat tersendat pada tahun-tahun sebelumnya akibat tekanan ekonomi akibat pandemi.
Belum lagi, sokongan pemerintah melalui bansos dan bantuan langsung tunai (BLT), hingga bantuan subsidi gaji kepada pekerja terdampak.
"Kalau lihat kondisi sekarang kelihatannya uang beredar selama masa libur Lebaran bisa di atas Rp200 triliun," jelasnya.