Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.411 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (26/4) sore. Mata uang menguat 43 poin atau 0,3 persen dari Rp14.454 per dolar AS pada Senin (25/4).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.412 per dolar AS atau menguat dari Rp14.452 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lain. Peso Filipina menguat 0,3 persen, yen Jepang 0,13 persen, rupee India 0,08 persen, yuan China 0,08 persen, ringgit Malaysia 0,06 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya baht Thailand yang melemah 0,36 persen dari dolar AS dan won Korea Selatan minus 0,04 persen. Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona merah.
Euro Eropa melemah 0,32 persen, poundsterling Inggris minus 0,15 persen, dolar Kanada minus 0,05 persen, dan franc Swiss minus 0,05 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,85 persen dari dolar AS.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berhasil menguat karena dolar AS sedang tertekan kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global ke depan yang terjadi akibat penyebaran corona di China. Sebab, China, salah satu negara dengan ekonomi besar di dunia menerapkan lockdown.
"Dolar AS turun akibat kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari penguncian covid-19 di China," ujar Ibrahim
Sementara kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve kemungkinan tetap agresif. Hal ini dikhawatirkan bakal menekan laju perekonomian global.
Di sisi lain, perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. Ini turut menambah redupnya prospek ekonomi karena bisa membuat rantai distribusi komoditas terganggu.
(uli/aud)