Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kenaikan harga komoditas impor secara global akan mengerek harga jual di pasar domestik. Imbasnya, inflasi akan tinggi.
"Inflasi akan tinggi, terutama karena impornya menyangkut kebutuhan masyarakat," ujar Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers online, Selasa (17/5).
Kendati begitu, ia mengatakan kenaikan harga barang di pasar internasional mempunyai sisi positif bagi kinerja ekspor Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan harga global di satu sisi berpengaruh pada peningkatan nilai ekspor," imbuhnya.
Per Januari-April 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai US$93,47 miliar. Jumlahnya naik 38,68 persen dari US$67,4 miliar pada Januari-April 2021. Sementara itu, impor hanya US$76,58 miliar pada periode yang sama.
Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia surplus US$16,89 miliar pada Januari-April 2022.
Adapun, komoditas yang meningkat harganya di pasar internasional secara tahunan, yaitu minyak sawit mentah (CPO), batu bara, minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, nikel hingga kopi.