Pemerintah Targetkan Ekonomi RI Tumbuh 5,9 Persen Tahun Depan
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 5,3 persen-5,9 persen dalam APBN 2023 atau lebih tinggi dari tahun ini yang hanya 5,2 persen.
"Dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan potensi pemulihan ekonomi nasional di tahun depan, pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,9 persen," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani di Rapat Paripurna DPR, Jumat (20/5).
Selain itu, Sri Mulyani menargetkan inflasi sebesar 2-4 persen, nilai tukar rupiah Rp14.300-14.800 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun 7,34-9,16 persen pada tahun depan.
Sementara, target harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$80-100 per barel, lifting minyak 619 ribu sampai 680 ribu per barel, dan lifting gas 1,02 juta hingga 1,11 juta barel setara minyak per hari pada 2023.
Dengan asumsi makro ini, pendapatan negara diproyeksi berada di kisaran 11,19-11,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan belanja negara sebesar 13,8-14,6 persen dari PDB.
Lalu, keseimbangan primer dipatok minus 0,46 persen sampai minus 0,65 persen dari PDB. Sementara, defisit sebesar 2,61-2,9 persen dari PDB, dan rasio utang di kisaran 40,58-42,42 persen dari PDB pada 2023.
"Dengan pengelolaan fiskal yang sehat disertai dengan efektivitas stimulus kepada transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, tingkat pengangguran terbuka 2023 dapat ditekan dalam kisaran 5,3 persen hingga 6 persen," katanya.
Begitu juga dengan tingkat kemiskinan diperkirakan turun ke kisaran 7,5-8,5 persen, rasio gini 0,375-0,378, indeks pembangunan manusia (IPM) 73,31-73,49, nilai tukar petani (NTP) 103-105, dan nilai tukar nelayan (NTN) 106-107 dalam APBN 2023.
(uli/aud)