MAKI Beri Data Tambahan Dugaan Kartel Minyak Goreng ke KPPU

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2022 18:12 WIB
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyerahkan tambahan data pendukung terkait dugaan kartel atau monopoli perdagangan crude palm oil (CPO) ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). (CNN Indonesia/ Ryan Hadi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyerahkan tambahan data pendukung terkait dugaan kartel atau monopoli perdagangan crude palm oil (CPO) ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Ia melaporkan 9 perusahaan besar eksportir CPO di Sumatera dan 1 perusahaan asing pembeli CPO tersebut. Penyerahan dokumen tersebut sebagai tidak lanjut pelaporan yang sebelumnya telah ia kirimkan.

Boyamin mengatakan kali ini pihaknya bekerja sama dengan Dirjen Pajak untuk mencatat jumlah pajak yang dibayar 9 perusahaan tersebut.

"Jadi data-data ini juga berkaitan dengan pajak-pajak itu, data yang saya masukkan. Ini lebih komplit ada data meski tetap saya inisialkan perusahaannya," ujarnya kepada wartawan, Jumat (20/5).

Sayang, ia tak mau membuka data pajak tersebut.

Selain itu, dalam data terbaru yang ia serahkan terdapat profil dari perusahaan serta volume ekspor dari 2021 hingga 2022 ini. Menurutnya, dari data tersebut ada perbandingan jumlah ekspor yang cukup signifikan.

"Data satu, data dua pembanding yang berkaitan dengan devisa," imbuhnya.

Pada April lalu, Boyamin melaporkan dan menyerahkan dokumen awal terkait dugaan monopoli CPO. Ia menjelaskan 9 perusahaan itu telah menjual CPO ke luar negeri tanpa membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari fasilitas Pusat Logistik Berikat di Pulau Sumatra.

Upaya pengemplangan yang dilakukan diduga menggunakan modus; langsung mengekspor tanpa melewati proses industri sebagaimana ketentuan kawasan berikat. Padahal, nilai transaksi ekspor 9 perusahaan dengan 1 perusahaan asing itu mencapai Rp1,1 triliun.

Tidak hanya itu, Boyamin juga mengatakan 9 perusahaan itu merupakan perusahaan besar yang memiliki kebun sawit dan pabrik CPO.

Bahkan, 2 dari 9 perusahaan itu sudah memiliki fasilitas lengkap dari kebun sawit sampai akses pendistribusian minyak goreng.

Lebih lanjut ia menuturkan mendapatkan data penyelewengan 9 perusahaan itu dari orang dalam perusahaan sendiri. Dari data tersebut ia melakukan verifikasi, dan hasilnya diklaim akurat.

"Kalau saya buka-bukaan saya dapat bocoran dari orang dalam, masih banyak orang dalam yang idealis dan kemudian membocorkan ke saya," kata Boyamin.

(mrh/agt)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK