Pemimpin Uni Eropa sepakat untuk melarang impor minyak dari Rusia.
"Ini mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak dari Rusia," ucap Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, dikutip dari Reuters, Selasa (31/5).
Selain itu, pemimpin Uni Eropa juga setuju untuk mendepak bank terbesar Rusia bernama Sberbank dari sistem SWIFT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan embargo impor minyak Rusia tidak otomatis melemahkan Kremlin. Sebab, Rusia berpotensi meraup banyak keuntungan karena harga minyak mentah dunia melonjak usai Amerika Serikat (AS) mengumumkan embargo impor minyak dari Negeri Beruang Merah itu.
Oleh karena itu, Komisi Eropa dan AS sedang menyiapkan proposal untuk tidak lagi membayar harga berapa pun untuk minyak. Mereka berencana membatasi harga global.
"Ini jelas merupakan tindakan yang tidak biasa, tetapi ini adalah waktu yang tidak biasa. Langkah ini hanya berfungsi jika banyak negara ikut serta," ujar Habeck.
Jerman sendiri sempat menolak mentah-mentah ajakan tersebut. Sebab, Jerman sangat bergantung dengan impor energi Rusia.
Lihat Juga : |
Sebelum perang Rusia-Ukraina, minyak Rusia tercatat berkontribusi sekitar sepertiga dari pasokan di Jerman. Bulan lalu, Jerman telah memangkas pasokan minyak Rusia hingga 25 persen dari total impornya.
Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan energi sebagai kekuatan untuk memukul negara-negara yang tak ramah atas invasi militer yang dilakukannya terhadap Ukraina.
Caranya, dengan mewajibkan pembayaran menggunakan mata uang rubel kepada negara-negara tak ramah yang ingin mengimpor energi Rusia. Polandia dan Bulgaria menolak dan Gazprom, BUMN migas Rusia, memutuskan menghentikan penjualan kepada kedua negara tersebut.
(aud/bir)