Penyebaran PMK Mulai Tekan Penjualan Daging Sapi di Jakarta

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jun 2022 12:44 WIB
Konsumen disebut mulai menanyakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada penjual hingga membuat permintaan daging sapi berkurang. Ilustrasi. (iStockphoto/magnetcreative).
Jakarta, CNN Indonesia --

Penjualan daging sapi di pasar tradisional DKI Jakarta mulai terdampak penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Konsumen disebut mulai menanyakan kasus PMK kepada penjual hingga membuat permintaan berkurang.

"Berkurang. Nanyain itu (PMK). Orang pada takut juga. Dampaknya karena daging-daging sapi terkena penyakit itu kan. Padahal enggak semua sapi," ujar Emang, pedagang di Pasar Santa, Jakarta Selatan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/6).

Emang menyebut daging sapi yang dijual di Pasar Santa bebas dari PMK. Pasalnya, daging sudah diperiksa sebelum dijual ke pembeli.

"Di sini kan sudah dicek dagingnya. Kemarin sudah diambil sampel. Enggak ada (PMK)," ujarnya.

Hal yang berbeda disampaikan Yudi, pedagang daging sapi di Pasar Warung Buncit. Ia mengatakan pembeli daging sapi sudah berkurang usai Lebaran. Hal itu disebabkan tidak hanya karena penyebaran PMK, tetapi juga kondisi ekonomi.

"Memang sepi. Bisa juga karena itu (PMK), tetapi keuangan lah. Memang sudah lama sepi karena harga," ujar Yudi.

Sementara itu, daging sapi dibanderol berkisar Rp130-Rp150 ribu per kg. Harga ini cenderung stabil sejak usai Lebaran.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat hewan ternak yang terjangkit PMK berjumlah 20.723 hingga 22 Mei 2022. PMK sudah menyebar ke 16 provinsi, dengan jumlah hewan sakit sekitar 20.723 ekor atau 0,38 persen dari 5,4 juta total populasi ternak.



(fby/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK