REKOMENDASI SAHAM

Krisis Pasokan Global Bisa Buat Saham Komoditas RI Mengilap

CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2022 07:35 WIB
Analis menilai saham-saham emiten komoditas, seperti energi dan tambang, akan mengilap di tengah krisis pasokan global. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 34,23 poin atau 0,48 persen ke level 7.182 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp180,3 miliar.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak satu kali dan melemah tiga kali. Secara total, performa indeks saham menguat 4,35 persen.

Menurut Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono, kapitalisasi pasar bursa meningkat sebesar 1,61 persen, yaitu dari Rp9.258 triliun menjadi Rp9.406 triliun atau bertambah Rp148,81 triliun.

Dengan rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 45,53 persen dari Rp15,388 triliun menjadi Rp22,394 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa ikut naik 38,30 persen dari 20,039 miliar saham menjadi 27,713 miliar saham.

"Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan, yaitu 45,53 persen sebesar Rp22,394 triliun dari Rp15,388 triliun pada pekan sebelumnya," tutur dia, dikutip dari situs IDX, Jumat (3/6).

Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus Direktur Utama Akela Trading System Hary Suwanda menyebutkan sentimen dalam negeri yang paling berpengaruh pada IHSG adalah tingkat inflasi yang mencapai level tertinggi sejak 2017, yakni di level 3,55.

Hary menjelaskan inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. "Inflasi ini lebih dikarenakan kenaikan harga minyak mentah, gas alam, batu bara, serta pangan," kata Hary kepada CNNIndonesia.com.

Di sisi lain, menurunnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia memberi harapan bahwa tekanan inflasi akan segera mereda dari sisi permintaan.

"Dengan demikian tekanan inflasi hanya dari sisi suplai dan ini berada pada sisi produsen atau pasokan. Berita bagusnya, penanganan covid di China berangsur membaik, ini berarti sebagian sumber pasokan dunia bisa mulai pulih kembali," imbuh Hary.

Oleh karena itu, ia memperkirakan sektor yang berhubungan dengan produksi bahan baku industri diuntungkan dengan kondisi kurangnya pasokan di pasar global.

Secara khusus, ia melihat sektor metal, energi dan komoditas lain serta industri turunannya akan menjadi sektor-sektor yang cemerlang di tengah situasi global saat ini.

"Metal, energi, dan komoditas berikut industri turunannya adalah sektor-sektor yang tengah berjaya dalam situasi global saat ini," terang Hary.

Dalam kondisi indeks seperti ini, ia menyarankan investor jangka panjang agar tetap tenang dalam menghadapi volatilitas yang tinggi pada indeks saham.

"Jika Anda adalah investor jangka panjang, maka tetap tenang menghadapi volatilitas yang tinggi ini. Volatilitas tinggi adalah hal yang normal terjadi pada setiap siklus inflasi global," ucapnya.

Sedangkan, investor jangka pendek disarankan untuk tetap disiplin mengikuti rencana investasi dan mengatur risiko sejak dini.

Saham dari sektor energi yang direkomendasikannya untuk dimiliki, seperti PT Harum Energy Tbk atau HRUM yang menguat 4,33 persen ke level 2.410 pada pekan lalu. Hary memprediksi HRUM dapat menyentuh level 2.660 pekan ini.

Sementara dari sektor komoditas pangan, ia merekomendasikan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA yang ditutup menguat 4,26 persen ke posisi 1,470. Perkiraannya, saham emiten peternakan ini akan menyentuh 1.565 pekan ini.

Kemudian, ada PT United Tractors Tbk atau UNTR yang ditutup menguat 3,08 persen ke posisi 32.600. Hary memprediksi UNTR dapat menyentuh posisi 34.775.

Peralihan Aset Kripto ke Saham


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :