Investasi di Industri Startup Diprediksi Melambat Tahun Ini
Investment Analyst Central Capital Ventura Deandra Fidelia memprediksi investasi dari investor luar negeri pada startup di Indonesia melambat tahun ini.
Menurut Deandra, hal ini lantaran faktor makroekonomi global yang membuat investor cenderung menarik dana mereka.
"Faktor makroekonomi global di mana aspek global ada liquid crunch di AS di mana pemerintah menaikkan suku bunga AS sehingga investor- investor cenderung menarik dana mereka dan memilih untuk menyimpan uang mereka daripada berinvestasi ke industri teknologi di Indonesia," ujar Deandra dalam mini conference startup report yang dihelat oleh DailySocial.di, Selasa (7/6).
Selain itu, kondisi ekonomi dalam negeri juga mempengaruhi startup di Indonesia. Meski kasus covid-19 turun, inflasi hingga kebijakan suku bunga di dalam negeri masih akan mempengaruhi minat investor yang ingin berinvestasi.
Dari kondisi tersebut, ia mengatakan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada perusahaan rintisan berbasis digital di tahun ini.
Pertama, perusahaan startup yang masih eksis, namun tidak memiliki modal dan likuiditas yang cukup kemungkinan akan mundur. Kedua, startup akan bisa bertahan, bahkan maju jika memiliki modal yang cukup.
Ketiga, startup-startup baru akan muncul dengan mindset berbeda. Jika selama ini startup fokus pada pertumbuhan, sejak tahun ini startup akan memilih fokus bagaimana agar bisa bertahan.
"Cara mereka menstrategikan bagaimana agar bisa masuk dalam pasar juga akan berbeda," jelasnya.
Pendanaan ke industri startup di Indonesia pada kuartal I 2022 sendiri masih tumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Mengutip riset DailySocial.id, pada 2020, sebanyak 113 startup mendapatkan pendanaan dengan total nilai US$3,3 miliar atau setara dengan Rp47,67 triliun (asumsi nilai tukar Rp14.446 per dolar AS).
Angka itu melonjak hampir dua kali lipat menjadi 214 startup yang mendapatkan pendanaan pada 2021 dengan nilai total US$6,9 miliar atau setara dengan Rp99,67 triliun.