ANALISIS

Penghapusan Minyak Goreng Curah dan Teriak Warteg Soal Ganjal Perut

dzu | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2022 08:08 WIB
Pedagang Warteg meminta pemerintah mengkaji lagi wacana penghapusan minyak goreng curah karena itu bisa mengganggu ganjalan perut rakyat miskin.
Pemerintah berencana menghapus minyak goreng curah karena menganggapnya tidak higienis. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah berencana mengubah minyak goreng curah menjadi minyak goreng kemasan sederhana. Alasannya, karena minyak goreng curah dianggap kurang higienis.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan meski minyak goreng curah diubah menjadi kemasan sederhana, namun harga jual akan tetap terjangkau yaitu Rp14 ribu per liter.

"Jadi, kita minta nanti secara bertahap tidak ada lagi (minyak goreng) curah. Jadi, sekarang kemasan semua," kata Luhut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wacana yang dilontarkan Luhut mendapat sambutan dari pengusaha kemasan. Ketua Asosiasi Pengusaha Pengemas Minyak Goreng Indonesia (APPMGI) Hardhono Adi memprediksi jika wacana itu direalisasikan, maka permintaan jasa kemas bisa naik 50 persen.

Ia mengatakan rencana tersebut sudah lama dinantikan oleh asosiasi pengemas minyak goreng. Namun, pemerintah selalu menunda.

Meski demikian, apakah rencana perubahan minyak goreng curah ke kemasan menjadi solusi dari semrawutnya masalah 'emas cair' itu di dalam negeri?

Apalagi, segala jurus yang sudah dilakukan pemerintah belum cukup ampuh untuk mengendalikan harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan mengubah minyak goreng curah ke kemasan memang bisa menjadi solusi dari masalah yang ada selama ini.

Pasalnya, ia meyakini perubahan itu akan membuat pengawasan distribusi minyak goreng menjadi lebih mudah. Tapi, itu dengan syarat, perubahan  kebijakan itu disertai dengan kejelasan pengawasan izin.

"Apakah nanti akan diedarkan lewat perum Bulog?" kata Bhima kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/6).

Ia mewanti-wanti jangan sampai setelah dihapus, harga jual minyak goreng curah diubah ke kemasan sederhana menjadi lebih mahal.

"Jadi masyarakat jangan sampai dikasih akrobat, sudah beli minyak goreng pakai aplikasi, ternyata minyak curah jadi langka dan minyak kemasan sederhana justru harganya jauh lebih mahal. Ini yang kena dampak pengusaha makanan minuman di sektor informal, karena mereka selama ini bergantung pada minyak goreng curah," katanya.

Bhima mengaku mendukung wacana itu asalkan harga jual minyak goreng kemasan sederhana akan terjangkau.

"Jadi saya dukung, tapi bukan kemudian alasannya higienis, tapi harga turun dengan minyak goreng kemasan sederhana," kata Bhima.

Senada Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan selain mengatur soal mekanisme pengawasan distribusi, dalam kebijakan penghapusan minyak goreng curah, pemerintah juga harus mengakomodir atau mengatur kebijakan harga minyak goreng supaya bisa terjangkau masyarakat.

Salah satunya adalah dengan menyediakan kemasan sederhana dalam ukuran menengah dan kecil, ukuran 500 ml atau 250 ml. Hal itu perlu dilakukan demi membantu masyarakat kelas menengah ke bawah yang merasa berat jika harus membeli minyak goreng ukuran 1 liter secara langsung.

"Kalau beli langsung 1 liter, maka uang yang tadinya untuk beli beras dan bahan pangan lain akan berkurang," kata Rusli.

Teriakan Pedagang Warteg

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER