Sementara itu, Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan pemerintah perlu mengkaji ulang rencana penghapusan minyak goreng curah.
Menurutnya, akan banyak orang yang terdampak karena wacana tersebut. Ini karena segmentasi minyak curah yang masih didominasi kalangan menengah ke bawah.
"Pembelinya kan gak hanya rumah tangga, tapi juga ada pedagang gorengan, warung makan rumahan, pasti bisanya beli minyak goreng curah," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian ia menyambut baik rencana itu. Hanya saja, saat ini yang lebih utama dilakukan pemerintah adalah memastikan minyak curah terdistribusi secara merata di seluruh pasar terlebih dulu.
"Kami kira minyak goreng curah harus terdistribusi dulu secara merata di seluruh pasar. Baru kemudian kita bahas rencana perubahan dari curah ke kemasan, toh sekarang curah masih di atas Rp14 ribu kan?" kata Reynaldi.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengaku keberatan dengan rencana tersebut. Alasannya, daya beli masyarakat kelas bawah belum pulih. Mahalnya harga minyak goreng kemasan, membuat banyak pedagang kecil akhirnya beralih menggunakan minyak curah karena lebih murah.
Selain itu, ada kekhawatiran jika harga minyak curah diubah ke kemasan akan menjadi mahal. Hal itu akan berdampak pada harga jual makanan di warteg.
"Daya beli pelanggan warteg dari masyarakat bawah. Sehingga pentingnya makanan murah untuk mengganjal perut mereka. Bagi mereka yang penting kenyang, masalah kualitas makanan asal bukan racun, bisa dimakan dan tidak menjadi penyakit," kata Mukroni.
Menurutnya, pemerintah harus memberi alternatif ketika minyak curah dihapus, misalnya dengan menurunkan harga minyak kemasan menjadi lebih murah.
Adapun mengutip hargapangan.id, rata-rata nasional harga minyak goreng curah mencapai Rp18.150 per kg. Sedangkan rata-rata nasional harga minyak goreng kemasan dibanderol pada kisaran Rp25.150 hingga Rp26.250.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan minyak goreng curah belum tentu dihapus. Minyak curah katanya masih berpotensi digantikan dengan minyak kemasan sederhana.
"Saya enggak mengatakan dihapus tetapi harus ada yang lebih baik saja. Yang bilang menghapus enggak ada. Coba usaha yang lebih bagus. Mungkin kemarin terbaik pakai curah," ujar Zulkifli saat mengunjungi Pasar Cibubur, Kamis (16/6).
Zulkifli mengatakan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengubah minyak curah menjadi minyak kemasan.
"Kemasan sederhana apa bisa menyelesaikan semuanya? Perlu waktu, bisa sebulan, dua bulan. Nanti dihapus curah, ini (minyak curah) belum siap kan nambah urusan lagi," ujar Zulkifli.