Pemerintah Jepang akan menghentikan pemberian pinjaman untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) di Indramayu, Indonesia dan Matabari, Bangladesh.
Mengutip Nikkei Asia, Kamis (23/6), keputusan ini diambil terkait kritik internasional terhadap PLTU batu bara, yang dituding menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca dan penyebab pemanasan global.
"Kami memutuskan bahwa tidak dapat melanjutkan dukungan lebih jauh terhadap proyek-proyek PLTU Indramayu dan PLTU Matarbari sebagai subjek pinjaman yen," kata Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Hikariko Ono pada konferensi pers kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hikariko Ono juga mengatakan pemerintah akan terus membantu negara-negara berkembang dalam upaya mewujudkan masyarakat bebas karbon.
Seperti diketahui, Indonesia dan Bangladesh sedang melakukan tahap survei untuk proyek-proyek tersebut dengan dukungan Jepang, namun masih dalam tahapan perencanaan yang belum berlanjut ke konstruksi.
Pada 2021, negara-negara G7 untuk mengakhiri dukungan pendanaan untuk PLTU batu bara.
Sebelumnya Jepang juga bersikeras tetap mempertahankan proyek PLTU yang sedang berjalan. Namun sikap Jepang memicu tekanan internasional dari kelompok pro lingkungan dan menganggap negara negara G 7 melanggar komitmennya.
Adapun negara G 7 terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa.