5 Lembaga Asing Minat Bantu Pendanaan Proyek MRT Jakarta Fase 2-4
Lima lembaga menyatakan komitmen untuk memberi dukungan pendanaan pada proyek MRT Jakarta fase dua, tiga dan empat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan ada beberapa pihak luar negeri yang sudah berkomitmen untuk mendukung pembangunan MRT Jakarta.
"Sekarang pembangunan infrastruktur tidak hanya mengandalkan dana pemerintah. Kita kreatif nih, melihat bagian-bagian mana yang bisa didanai," kata William pada Forum Jurnalis MRT Jakarta, Kamis (30/6).
Pertama, pendanaan datang dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) yang menyatakan komitmen mereka untuk mendukung pembangunan MRT.
Namun, William mengatakan besaran dana belum dapat dipastikan karena JICA belum mengirim komitmen tertulis.
"JICA Jepang ya itu sudah clear ya karena mereka sudah masuk di fase dua. Kemudian kemarin mereka sudah berkomitmen untuk fase tiga, fase east-west dan fase satu segmen satu. Hanya memang yang Jepang ini untuk fase satu segmen satu kita tunggu komitmen tertulis," ujarnya.
Kedua, dukungan dari European Investment Bank (EIB) yang setuju untuk mendanai 50 persen dari nilai proyek.
William mengatakan pihak perusahaan masih dalam proses pemetaan untuk menentukan proyek mana yang akan didanai oleh EIB. Skema pendanaan ini juga masih perlu persetujuan dari pihak lain yang terlibat, yakni JICA.
"Ini belum ditentukan mau ditaruh dimana, karena kita harus tentukan proyek2 mana jadi kita lagi susun mapping-nya bagaimana baiknya dan ini kita juga bicara dengan Jepang, jadi JICA ini bagaimanapun mereka yang sudah investasi di fase satu, dua lalu fase tiga," jelasnya.
Kemudian, William menyebut Asian Development Bank juga memiliki ketertarikan untuk berinvestasi dalam proyek MRT bagian East-West.
"Yang ketiga Asian Development bank. Ini sebetulnya sudah cukup lama didiskusikan, mereka juga berminat masuk di MRT East-West," katanya.
Keempat adalah UK Export Finance, sebuah perusahaan ekspor swasta asal Inggris yang akan memberi pinjaman ekspor senilai 1,25 miliar poundsterling.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendanai pengembangan koridor MRT Jakarta serta pengembangan proyek urban regeneration di Jakarta.
"Dan yang keempat adalah UK, yang ini masuk dengan pendanaan swasta export finance yang kemarin masih komitmen 1,25 miliar poundsterling," kata William.
Terakhir, Korea Selatan yang secara khusus ingin mendukung pembangunan MRT fase keempat.
Ia mengatakan pihak pemerintah sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Korea Selatan mengenai kerja sama tersebut. "Korea ini secara khusus interest-nya berada di MRT fase empat," kata William.
Secara total, MRT Jakarta membutuhkan sekitar Rp200 triliun untuk menyelesaikan pembangunan jalur MRT fase satu hingga empat.
Dana Rp200 triliun mencakup Rp160 triliun untuk bagian Timur-Barat yang memerlukan tambahan dana sebesar Rp22 triliun hingga Rp25 triliun untuk menghubungkan jalur Fatmawati-Taman Mini.
"Jadi tergantung jenis konstruksinya nanti kira-kira sekitar Rp185 triliun. Kemudian yang di atas kita sudah dapat Rp22,5 triliun komitmennya. Kira-kira kalau ditambah sekitar Rp10 triliun sampai Rp15 triliun untuk menyelesaikan sampai ke Ancol. Jadi kira kebutuhan untuk menyelesaikan fase satu, dua, tiga dan empat itu sekitar 200 triliun," tutup William.