Pemerintah Provinsi Bali menggandeng Polda Bali membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) hewan ternak.
Kapolda Bali Irjen Polisi Putu Jayan Danu Putra mengatakan wabah PMK sudah terdeteksi di tiga wilayah di Bali, yakni Kabupaten Karangasem, Gianyar, dan Buleleng.
Namun, ia mengklaim sudah dilakukan penanganan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga tempat, walaupun jumlahnya kecil. Tapi kita sesuai dengan SOP yang disampaikan BNPB, ada langkah-langkah yang harus kita kerjakan. Kita pedomani itu," ungkapnya ditemui usai memperingati Hari Bhayangkara ke-76 di Denpasar, Bali, Selasa (5/7).
Berdasarkan petunjuk BNPB, untuk mengantisipasi PMK pada hewan ternak, maka Bali akan membentuk Satgas Provinsi Bali hingga ke tingkat kabupaten dan kota.
"Bahwa berdasarkan petunjuk dari BNPB Pusat, kita membentuk namanya satgas. Satgas itu ada satgas provinsi, ada satgas kabupaten. Sinergitas dari unsur terkait penanganan PMK sangat diperlukan," imbuh dia.
Saat ini untuk mengantisipasi penyebaran PMK, maka Polda Bali bersama pihak terkait sudah melakukan disenfektasi di kandang-kandang hewan ternak yang ada di Bali.
Selain itu juga di pintu masuk Bali, seperti di pelabuhan dan tempat-tempat mobilitas hewan ternak sudah dilakukan antisipasi.
"Kita, sekarang sudah bersama-sama melakukan disenfektasi di kandang-kandang. Kita mengantispasi juga, mudah-mudahan bisa diatasi, termasuk juga program vaksinasi untuk hewan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengunci aktivitas pengiriman hewan ternak ke luar Bali, imbas ditemukan puluhan ekor sapi positif PMK di sejumlah wilayah di Bali.
"Kita mulai hari ini sudah lokcdown. Tidak boleh (pengiriman hewan ternak ke luar Bali) dan sudah ada surat dari kementerian. Kita lockdown dulu," kata Dr I Wayan Sunada selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali saat ditemui di ruangan kerjanya, di Denpasar, Bali, Sabtu (2/7).
Lihat Juga : |
Selain mengunci aktivitas pengiriman sapi, pihaknya juga akan mengunci aktivitas hewan ternak di sekitar wilayah yang terdampak PMK agar wabah itu tidak menyebar ke wilayah lainnya.
Di tempat lain di wilayah Bali yang masih bebas PMK, para pertenak masih bisa melakukan aktivitas pengiriman hewan ternak di wilayah Bali. "Kita lockdown pergerakan ternak di situ (terdampak wabah PKM) tidak boleh dan yang di tempat-tempat lain kan masih bersih (itu boleh)," jelasnya.
Wayan juga menuturkan untuk stok sapi di Bali terutama, bagi Hari Raya Idhul Adha sangat mencukupi dan tidak kekurangan dan saat ini sudah disiapkan 6.000 ekor untuk kebutuhan konsumsi daging sapi.
"Kita punya kuota sapi 60 ribu per tahun. Baru terserap di kuartal I, kita pasang itu 20 ribu. Artinya, ternak 60 ribu dibawa keluar, 60 ribu per tahun untuk di luar Bali untuk kebutuhan di daerah sendiri lebih cukup. Yang masih sisa kuota 6.000 dan cukup banget," terang Wayan.
Lihat Juga : |
Sepanjang tahun ini sebelum ditemukan wabah PMK sudah ada 46 ribu ekor sapi dikirim ke luar Bali. Yaitu, ke Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Pihaknya juga menegaskan bahwa pengiriman sapi akan kembali dilakukan ke luar Bali setelah Bali bebas PMK.
"Kita bekerja dulu, kita optimis, kita buat Bali menjadi hijau kembali, kita bersihkan dulu. Kalau (bebas PMK) baru kita minta arahan pimpinan lagi. Kita kerja keras untuk membebaskan Bali dari PMK," tandasnya.