Peluang Resesi Ekonomi Global Capai 50 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 06 Jul 2022 09:42 WIB
Ekonom Citigroup memproyeksikan peluang resesi ekonomi global mencapai 50 persen karena lonjakan inflasi dan kebijakan moneter yang ketat.
Ekonom Citigroup memproyeksikan peluang resesi ekonomi global mencapai 50 persen karena lonjakan inflasi dan kebijakan moneter yang ketat. Ilustrasi. (AP/Rick Rycroft).
Jakarta, CNN Indonesia --

Peluang resesi ekonomi global diproyeksikan mencapai 50 persen. Hal itu sejalan dengan kebijakan sejumlah bank sentral yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif untuk memerangi lonjakan inflasi.

"Sejarah menunjukkan disinflasi sering membawa biaya yang berarti untuk pertumbuhan, dan kami melihat kemungkinan terjadinya resesi saat ini mendekati 50 persen," ungkap para analis Citigroup, dilansir Reuters, Rabu (6/7).

Menurut laporan terbaru, perlambatan ekonomi berpotensi terjadi di tingkat global dalam kurun waktu 18 bulan ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Ekonom Global Citigroup Nathan Sheets mengatakan risiko resesi ekonomi akan semakin meningkat, seiring dengan inflasi yang semakin tinggi di berbagai wilayah.

"Risiko resesi meningkat pada dasarnya ini disebabkan oleh inflasi global yang sangat tinggi dan terbentuk dengan sendirinya di banyak tempat berbeda, dengan berbagai cara di seluruh dunia," ujar Nathan dalam siaran CNN.com.

Oleh karena itu, sejumlah bank sentral berupaya untuk menekan inflasi karena mereka tahu dampaknya bisa fatal terhadap masyarakat dan perekonomian negara.

"Mereka belajar dari pendahulu mereka di generasi sebelumnya bahwa inflasi berkelanjutan yang tinggi sangat menyakitkan bagi publik, sangat menyakitkan bagi perekonomian dan mereka melakukan segala hal agar inflasi ini tidak berakar," imbuhnya.

Ia juga khawatir kenaikan harga-harga dapat mengurangi daya beli konsumen. Sebab, inflasi dapat mengganggu pendapatan sekaligus keinginan mereka untuk berbelanja kebutuhan pokok.

"Kita akan melihat koreksi yang lebih tajam dalam pengeluaran konsumen dan risiko resesi meningkat didukung oleh inflasi yang lebih tinggi yang memotong pendapatan riil dan mengurangi daya beli," kata Nathan.

Sebelumnya, Bank Dunia menyebut resesi ekonomi global sudah di depan mata. Bahkan, Bank Dunia pesimis negara-negara di dunia bisa menghindari ancaman kemunduran roda ekonomi tersebut.

Dalam laporan Global Economic Prospect June 2022 (GEP), Bank Dunia menyebutkan tekanan inflasi yang begitu tinggi di banyak negara tak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

[Gambas:Video CNN]



(tdh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER