Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan pasokan hewan kurban mencapai 2,3 juta ekor untuk Iduladha tahun ini, lebih besar dari total kebutuhan yang diperkirakan hanya sekitar 1,8 juta ekor.
Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Makmun mengatakan jumlah ini meningkat sekitar 11 persen dibandingkan dengan jumlah hewan kurban yang tersedia pada 2021.
"Terkait dengan ketersediaan kurban sebagai gambaran kami punya ketersediaan itu 2,3 juta sementara kebutuhan kita proyeksi itu 1,8 juta," katanya dalam konferensi pers, Selasa (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan di DKI Jakarta sebelumnya sempat terjadi kekurangan hewan kurban, di mana pasokan hanya 5.000 ekor. Namun, saat ini pasokan hewan kurban di Ibu Kota sudah terpenuhi.
Pemenuhan hewan kurban, imbuhnya, diambil dari daerah yang masuk zona hijau penyakit mulut dan kuku (PMK). Seperti, Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, beberapa penghasil ternak dari Nusa Tenggara Timur, dan juga daerah zona hijau PMK di sekitara Jawa.
Dengan demikian, ia menjamin ketersediaan hewan kurban juga bebas PMK.
"Kalau yang dikirim kan sudah dipastikan sehat, apalagi dari Sumbawa, NTT, dan daerah lain yang hijau, dipastikan yang lalu lintas tak sakit jadi aman," sambung Makmum.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementan untuk menyediakan hewan kurban dan pangan strategis.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dukungan tersebut merupakan kerja nyata pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan di Jakarta. Ia menyebutkan saat ini Kementan sudah melakukan mapping terkait supply dan demand di Indonesia.
"Intinya saya dengan Pemprov DKI dan dengan Gubernur lain terbuka untuk melakukan supporting system terhadap kebutuhan pangan yang ada di masing-masing wilayah. Kami mau yakinkan bahwa supply kami cukup dan neraca kami aman," ujar Syahrul.