Terus Bertambah, Total Kasus PMK di Bali Capai 128 Ekor Sapi

CNN Indonesia
Rabu, 06 Jul 2022 06:40 WIB
Jumlah hewan ternak yang terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bali mencapai 128 ekor sapi.
Jumlah hewan ternak yang terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bali mencapai 128 ekor sapi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Denpasar, CNN Indonesia --

Jumlah hewan ternak yang terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bali mencapai 128 ekor sapi.

Awalnya, PMK hanya ditemukan di tiga wilayah di Bali, yakni Kabupaten Gianyar, Buleleng dan Karangasem, kini sudah terdeteksi di wilayah Kabupaten Bangli. Namun, dari 128 ekor sapi itu sudah ada 62 ekor sapi yang dilakukan stamping out atau dipotong paksa.

"Jadi yang sisanya sebanyak 66 ekor (yang belum dimusnahkan) tapi hari ini dan besok kita tuntaskan," kata I Wayan Sunada selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Provinsi Bali, saat ditemui di kantornya, Selasa (5/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, jumlah hewan ternak yang terkena PMK di kabupaten Buleleng bertambah dari 24 kasus menjadi 27 kasus, Karangasem dari 4 kasus menjadi 61 kasus, dan Bangli ada 2 kasus. Sedangkan, di Gianyar tidak terjadi penambahan tetap pada 38 kasus.

Wayan mengatakan untuk sapi yang terdeteksi PMK dan dilakukan stamping out akan diganti rugi oleh pemerintah kepada para pemilik hewan ternak.

"Kalau pemotongan ini, akan diganti dari pusat itu ada penegasan dari kemarin akan diganti sesuai besarnya sapi itu. Pasti akan diganti," imbuhnya.

Kendati, meski ada penambahan kasus PMK, namun penyebaran wabah itu Bali masih lambat dan tergolong zona hijau. 

"Kita masih hijau, besok sudah habis ini kita sudah komitmen untuk membersihkan (PMK) ini," ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melakukan lockdown aktivitas pengiriman hewan ternak ke luar Bali, setelah ditemukannya puluhan ekor sapi positif PMK di sejumlah wilayah.

"Kita mulai hari sudah lockdown. Tidak boleh (pengiriman hewan ternak ke luar Bali) dan sudah ada surat dari kementerian," kata Wayan pekan lalu.

Selain itu, pihaknya juga akan membatasi lalu lintas hewan ternak di sekitar wilayah yang terdampak PMK agar wabah tersebut tidak menyebar ke wilayah lainnya. Untuk di wilayah yang bebas PMK, para peternak masih bisa melakukan aktivitas pengiriman hewan ternak di wilayah Bali.

"Kita batasi pergerakan ternak di situ (Wilayah terdampak PMK) tidak boleh dan yang di tempat-tempat lain kan masih bersih (itu boleh)," imbuhnya.

Ia menyatakan, stok sapi di Bali terutama untuk Iduladha sangat mencukupi dan tidak kekurangan. Saat ini disiapkan 6 ribu ekor untuk kebutuhan konsumsi daging sapi.

"Kita punya kuota sapi 60 ribu per tahun. Baru terserap di kuartal pertama, kita pasang itu 20 ribu. Artinya, ternak 60 ribu dibawa keluar, 60 ribu per tahun untuk di luar Bali untuk kebutuhan di daerah sendiri lebih cukup. Masih sisa kuota 6 ribuan dan cukup banget," ungkapnya.

Ia menyebutkan, sepanjang 2022 atau sebelum ditemukan wabah PMK sudah ada 46 ribu ekor sapi dikirim ke luar Bali, seperti Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Wayan mengatakan pihaknya akan membuka pengiriman sapi ke luar Bali setelah Pulau Dewata bebas PMK.

[Gambas:Video CNN]



(kdf/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER