Nilai tukar rupiah kembali melemah ke posisi Rp15.001,5 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pada Kamis (7/7) sore. Mata uang Garuda terdepresiasi 2,5 poin (0,02) persen dari sebelumnya.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.986 per dolar AS di sore ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang terpantau melemah 0,13 persen, dolar Singapura menguat 0,25 persen, won Korea Selatan menguat 0,54 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, peso Filipina melemah 0,67 persen, yuan China melemah 0,02 persen dan ringgit Malaysia melemah 0,12 persen. Kemudian, dolar Taiwan melemah 0,09 persen serta baht Thailand menguat 0,04 persen.
Mata uang negara maju juga terlihat bervariasi. Terpantau euro Eropa menguat 0,10 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,29 persen serta franc Swiss melemah 0,06 persen.
Selanjutnya, dolar Kanada menguat 0,16 persen dan dolar Australia menguat 0,43 persen.
Senior Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan penguatan dolar pada hari ini masih ditopang oleh antisipasi kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang diperkirakan makin ketat pada bulan ini.
Lihat Juga : |
"Rupiah kembali bergerak ke atas Rp15.000 per dolar AS dibayangi kebijakan The Fed yang semakin agresif," terang dia kepada CNNIndonesia.com.
Menurutnya, kebijakan the Fed yang semakin hawkish diperkirakan berlanjut merespons tingginya inflasi AS di tengah bayangan resesi ekonomi AS.
"Menjelang FOMC meeting Juli 2022, volatilitas pasar diperkirakan masih akan tinggi, sehingga rupiah masih rawan terkoreksi," jelasnya.
Sementara itu, dari sisi domestik, capital outflow yang berlanjut masih dinilai menjadi sentimen negatif bagi rupiah.
"Pelaku pasar juga wait and see terhadap rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan ini. Tingkat pengangguran AS diperkirakan masih stabil di level 3,6 persen," pungkasnya.