Direktur Bisnis Mikro BRI Suparimengatakan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) menjadi pondasi yang solid bagi penguatan daya saing. Sebab dengan bergeraknya ekonomi lokal berbasis kawasan bisa membuka ruang dan kesempatan bagi pelaku usaha mikro dan ultra mikro.
"Perencanaan PEL yang baik dapat punya multiplier effect yang kuat bagi masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/7/2022).
Supari menjelaskan hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Swinburn, Goga & Murphy tahun 2006 adalah proses di mana terjadinya kolaborasi antara masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah (stakeholder) sehingga menciptakan kondisi yang produktif untuk membangun kapasitas ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
"Selain kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, perencanaan PEL yang baik mampu menciptakan peluang ekonomi baru yang mampu membuka kesempatan kerja dan memerangi kemiskinan di daerah setempat," kata Supari.
Ia menerangkan konsep PEL bisa mempercepat tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yakni mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan mendorong kebijakan yang berorientasi pembangunan yang mendukung aktivitas produktif, penciptaan lapangan kerja, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, mendorong pembentukan dan pertumbuhan UMKM, termasuk melalui akses terhadap layanan permodalan.
"Bergeraknya ekonomi lokal tersebut juga akan membantu mempercepat pengentasan kemiskinan pada suatu kawasan," katanya.
Supari menyebutkan mengacu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan terbesar di daerah pedesaan mencapai 2,25 dibandingkan dengan perkotaan sebesar 1,23. Indeks tersebut menyatakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran setiap penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin turun nilai indeks, sederhananya ketimpangan penduduk miskin juga semakin menyempit.
![]() |
"Pertumbuhan kepemilikan produk keuangan formal tahun 2021 dibandingkan pada tahun 2020 meningkat sebesar 3,7 persen dari 61,7 persen pada tahun 2020 menjadi 65,4 persen. Sebagai target inklusi keuangan nasional 90 persen pada 2024, BRI berupaya untuk berkontribusi dari ekosistem mikro dan ultra mikro sebesar 70 persen, dan sampai dengan 2021 kontribusi BRI telah mencapai 64 persen," kata Supari.
Optimalisasi Ekonomi Lokal
Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari 2 tahun telah membuat kenaikan tingkat tenaga kerja informal di pedesaan tahun 2020 menjadi 73,41 persen atau naik 3,40 persen dari tahun 2019.
"Naiknya angka tersebut mengindikasikan ruralisasi benar terjadi. Di samping itu, pada sektor formal di pedesaan juga terjadi penurunan tenaga kerja. Hal itu tidak terlepas dari dampak pandemi yang telah melemahkan berbagai sektor formal di seluruh wilayah," ujarnya.
Pada 2021, terjadi sebuah pergerakan data yang menarik, di mana sektor informal terjadi penurunan dan sektor formal mengalami kenaikan yang besarnya sama, yakni sebesar satu persen. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa terjadi pergeseran tenaga kerja dari sektor informal kepada sektor formal atau telah terjadi penciptaan lapangan kerja formal baru di pedesaan yang mampu menyerap tenaga kerja baru.
"Sebagai salah satu mitra strategis dalam pengembangan ekonomi lokal, BRI sebagai bank yang memiliki fokus terhadap pengembangan usaha mikro dan ultra mikro memegang peranan penting. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan BRI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia," tambah Supari
Pihaknya sudah sejak 2020 berupaya menginisiasi sejumlah program pemberdayaan. Salah satunya melalui program Desa Brilian BRI yang bertujuan untuk pemberdayaan desa agar lebih optimal melalui sejumlah lini seperti fungsi BUMDes, implementasi digitalisasi, dan mencoba melahirkan sejumlah inovasi di desa.
"Tujuan program tersebut menciptakan desa yang tanggap, tangguh dan terus melakukan inovasi terhadap perubahan kondisi lingkungan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Hingga saat ini, telah terdapat lebih dari 1.500 desa yang tergabung dalam binaan program Desa Brilian BRI," jelasnya.
Pendalaman Inklusi Tingkatkan Kesejahteraan
Penelitian yang dilakukan oleh LPEM UI pada tahun 2021 menunjukkan bahwa nasabah BRI memiliki nilai indeks kedalaman inklusi keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan nasabah non-BRI. Selain itu, didapatkan pula indeks literasi keuangan secara rata-rata lebih tinggi untuk individu yang berada di dalam ekosistem BRI.
Supari menjelaskan pihaknya telah menyediakan akses produk dan layanan perbankan secara menyeluruh di dalam ekosistem. Sehingga masyarakat bisa lebih mudah dalam bertransaksi keuangan hingga mendapatkan modal.
Ia menambahkan, melalui management tool dengan berbasis data analytic, pihaknya mampu memberikan visualisasi potensi pendalaman inklusi suatu daerah. Sebagai contoh, Desa Jatihurip yang berada di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
"Desa yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 6.000 orang tersebut, memiliki lebih dari 4.200 penduduk dengan usia dewasa. BRI sendiri telah berkontribusi untuk inklusi keuangan di desa tersebut mencapai lebih dari 73 persen," katanya.
Sementara itu, untuk mendukung pengembangan usaha mikro, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro dan super mikro mencapai lebih dari Rp 4,1 miliar ke lebih 250 pelaku usaha.
"Hasil kajian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di awal tahun 2022 terkait dengan dampak penyaluran KUR mengungkapkan bahwa akses KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebanyak 3 orang. Merujuk penelitian dimaksud BRI telah mampu menciptakan lebih dari 750 lapangan kerja di Desa Jatihurip," jelasnya.
Ia menjelaskan dalam rangka untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal, BRI lebih berfokus pada pemberdayaan secara inklusif dan berkelanjutan.
"Pendalaman inklusi keuangan terhadap ekosistem desa juga menjadi fokus Perseroan, sebagai bentuk nyata kontribusi BRI dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi nasional mencapai 90 persen pada tahun 2024," kata Supari.
Sementara itu, Kepala Desa Jatihurip Dadang Mursyid mengatakan daerahnya merasakan manfaat dari program Desa BRILian. Sebab, banyak warga Desa Jatihurip yang mendapatkan pembinaan dari BRI.
"Salah satu yg menjadikan desa kami menjadi desa mandiri adalah pembinaan dari BRI. Dengan menjadi salah satu Desa BRILian, Desa kami mengalami peningkatan dalam sektor pembangunan dan pemberdayaan baik tatanan sosial, budaya dan pengembangan ekonomi rakyat yang menjadikan tiap individu masyarakat desa memiliki penghasilan," tutup Dadang.
(adv/adv)