Tips Belanja dengan Paylater agar Tak Jadi Bumerang Utang
Layanan "beli sekarang, bayar nanti" alias paylater sering kali menjadi pilihan masyarakat yang ingin membeli sesuatu namun belum memiliki dana yang cukup.
Maklum, layanan yang difasilitasi oleh bank, lembaga pembiayaan, hingga fintech peer to peer (p2p) lending ini menawarkan banyak kemudahan.
Perencana Keuangan Advisor Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menuturkan untuk bisa mengakses paylater dan mendapat pinjaman, masyarakat tidak banyak dibebankan oleh syarat yang rumit.
Lihat Juga : |
Masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi dan mengisi form yang disediakan, prosesnya pun tidak banyak memakan waktu.
"Ini mudah banget, cukup kita punya aplikasinya, kemudian isi form yang tersedia, kita sudah bisa punya barang yang kita inginkan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/7).
Di sisi lain, kata Andy, kemudahan ini yang membuat tingkat konsumerisme masyarakat meningkat. Masyarakat tidak perlu lagi menabung atau menunggu punya duit dulu untuk membeli barang yang ia inginkan.
Meski demikian, ia mewanti-wanti agar masyarakat tidak kebablasan dalam menggunakan paylater ini. Sebab, jika tidak hati-hati, penggunaan paylater bisa jadi bumerang utang bagi penggunanya.
"Dari segi risiko, gagal bayar akan kena gede, bunga gede, sebenarnya itu gede risikonya si paylater ini," kata Andy.
Oleh karena itu, sambung Andy, sebelum memutuskan berutang dengan menggunakan paylater agar tidak menjadi bumerang ataupun terjerat utang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut di antaranya:
Pahami Terms & Condition
Sebelum menggunakan paylater, Anda wajib memahami aturan dan klausul yang diberikan. Termasuk di dalamnya berapa nominal yang akan diterima, berapa cicilan per bulan, dan berapa lama tenornya.
Andy mengatakan Anda juga perlu memikirkan risiko jika seandainya gagal bayar. Dengan memahami ini semua Anda bisa meminimalisir terjadinya penumpukan utang.
"Pastikan kita mampu membayar cicilannya pada waktu yang diberikan. hal ini agar kita tidak sembarang untuk mengajukan paylater padahal kita sendiri tidak tahu apakah mampu mengembalikannya atau tidak," kata dia.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Cerdas Mengelola Gaji ke-13 |
Kebutuhan Mendesak
Andy mengatakan agar paylater tidak menjadi bumerang utang, masyarakat perlu bijak dengan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan saja, bukan sekadar keinginan. Jadi, tentukan sebelum membelinya apakah itu untuk kebutuhan yang sifatnya penting atau hanya keinginan saja yang sebenarnya jika tidak dibeli pun tidak masalah.
"Walaupun kita butuh, pastikan bahwa kebutuhan tersebut bersifat penting dan urgent. Hal ini tentunya untuk mengurangi sifat konsumerisme kita," kata dia.
Kemudian, saat berbelanja menggunakan paylater, Anda bisa mencari barang-barang yang kena diskon alias potongan harga. Hal ini bisa dilakukan untuk menekan pengeluaran juga. Selain itu, secara tidak langsung Anda juga bisa mendapat cashback.
Lihat Juga : |
Perhatikan Tanggal Jatuh Tempo
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Budi Rahardjo menuturkan saat menggunakan paylater Anda perlu memperhatikan tanggal jatuh tempo cicilan. Jangan sampai tanggal jatuh tempo datang saat penghasilan untuk membayar cicilan belum hadir.
Hindari tanggal jatuh tempo lebih cepat daripada tanggal Anda menerima gaji atau pemasukan. Sehingga biaya keterlambatan tidak menambah beban cicilan.
"Jangan sampai biaya denda keterlambatan akan menambah beban cicilan," tegas Budi.