Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan total produsen MinyaKita bertambah menjadi 79 perusahaan.
"(Produsen MinyaKita) sudah 79," ungkap Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim di Pasar Cibinong, Jumat (22/7).
Semula, produsen MinyaKita hanya dua. Lalu bertambah menjadi 28 perusahaan dan sekarang menjadi lebih dari 70 perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minyak goreng curah yang dikemas dengan kemasan sederhana itu diluncurkan pada Rabu (6/7) lalu. Pemerintah mematok harga MinyaKita sebesar Rp14 ribu per liter.
Isy mengatakan pemerintah akan mendistribusikan MinyaKita ke seluruh wilayah di Indonesia. Namun, Indonesia Timur akan menjadi prioritas karena minyak goreng curah sulit masuk ke daerah tersebut.
"Prioritas distribusi ke Indonesia Timur. Maluku dan Papua dirprioritaskan untuk dapat ini," kata Isy.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga minyak goreng di Papua dan Maluku masih mahal mencapai Rp23 ribu per liter. Pasalnya, distribusi minyak goreng ke kawasan itu agak sulit.
Lihat Juga : |
"Di sana (Papua dan Maluku) masih mahal Rp23 ribu (harga minyak goreng) di Papua dan Maluku karena masalah logistik," ungkap Zulkifli.
Oleh karena itu, Kemendag akan bekerja sama dengan PT Pelni (Persero) untuk mengirim pasokan minyak goreng ke Papua dan Maluku.
Sementara, Zulkifli mengklaim rata-rata harga minyak goreng di kawasan Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan sekitar Rp13 ribu-Rp14 ribu per liter.
"Harga minyak goreng curah di Jawa dan Bali di bawah Rp14 ribu per liter, rata-rata Rp13 ribu atau Rp13.500 per liter," tutup Zulkifli.