Harga Minyak Dunia Menanjak di Tengah Pelemahan Dolar AS
Harga minyak dunia menanjak pada akhir perdagangan Senin (25/7), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan didukung oleh kekhawatiran pasokan, penurunan dolar AS dan sentimen dari pasar modal.
Dilansir Antara, Selasa (26/7), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September menguat US$1,95 atau 1,9 persen ke US$105,15 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik US$2,0 atau 2,1 persen ke US$96,70 per barel.
"Dolar AS yang sedikit lebih lemah dan pasar ekuitas yang membaik mendukung naiknya harga minyak," ujar Analis Minyak UBS Giovanni Staunovo.
Namun, pada perdagangan sore hari, investor pasar modal AS kembali berhati-hati dengan mempertimbangkan pertemuan bank sentral The Federal Reserves pekan ini dan laporan laba dari beberapa perusahaan yang sedang berlangsung.
Kenaikan suku bunga dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar. Namun, harga minyak mendapatkan sokongan dari pasokan yang ketat, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow.
"Ekonomi AS dan Eropa melambat dan dengan The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi minggu ini, para pedagang tetap sangat berhati-hati," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler.
Lihat Juga : |
Pejabat Fed telah mengindikasikan bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.
Sementara itu, Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) telah mengumumkan akan mengembalikan produksi menjadi 1,2 juta barel per hari (bph) dalam dua minggu, dari sekitar 860.000 barel per hari.
Namun para analis memperkirakan produksi Libya akan tetap bergejolak karena ketegangan tetap tinggi setelah bentrokan antara faksi-faksi politik yang bersaing selama akhir pekan.