Hitung-hitungan Zulhas Agar TBS Sawit Merangkak di Atas Rp2.000
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membeberkan skema agar harga tandan buah segar (TBS) sawit naik di atas Rp2.000 per kilogram (kg).
Pertama, upaya penghapusan pungutan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya yang dapat mengerek harga TBS sebesar Rp600 per kg. Dengan asumsi harga TBS yang hanya Rp1.200, maka harganya bisa naik menjadi Rp1.800 per kg.
Adapun penghapusan pungutan ekspor itu berlaku hingga 31 Agustus 2022. Tapi, dia menyebut target penurunan harga selama satu bulan itu bisa kembali ditekan menjadi dua minggu dengan menurunkan bea keluar (BK).
"Frekuensi perhitungan harga dari satu bulan menjadi dua minggu, pungutan BK dari US$288 (per ton) turun menjadi US$50," terang Zulkifli dalam sebuah catatan yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (3/8).
Menurutnya, dengan cara itu harga TBS sawit kembali naik Rp630. Dengan demikian, asumsi harga TBS Rp1.200 per kg, naik Rp600. Lalu bertambah lagi Rp640 menjadi Rp2.430 per kg. "Seharusnya harga TBS bisa Rp2.430 per kg," tulis Zulkifli.
Sebelumnya, Zulkifli meminta dengan tegas kepada para pengusaha untuk membeli TBS sawit dari petani maupun mitranya di atas Rp2.000 per kg.
"Saya minta mulai minggu depan, harga TBS sawit harus di atas Rp2.000 per kg dan para pengusaha wajib mentaati aturan yang telah disepakati," imbuhnya usai melakukan kunjungan kerja ke Pasar Angso Duo Jambi, seperti dikutip Antara.
Saat berdialog dengan petani kelapa sawit dan para pengusaha, Zulkifli menegaskan harga TBS sudah harus di atas Rp2.000 per kg pada minggu depan.
"Ini instruksi langsung dari bapak presiden (Jokowi). Saya selaku mendag menyampaikan bahwa minggu depan harga TBS sawit sudah di atas Rp2.000 per kg," tutur dia.
Berdasarkan data petani sawit, harga TBS sawit berada pada rentang Rp1.400 hingga Rp1.700 per kg per 30 Juli 2022.
Harga ini boleh dibilang membaik dibanding sebelumnya yang bisa di bawah Rp1.000 per kg. Tetapi, itu pun belum bisa dibilang harga telah kembali normal.