Inflasi China Tembus 2,7 Persen Gegara Daging Babi

CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2022 18:32 WIB
Inflasi China melonjak ke level 2,7 persen pada Juli 2022. Angka itu lebih tinggi dibandingkan Juni, 2,5 persen.
Inflasi China melonjak ke level 2,7 persen pada Juli 2022. Angka itu lebih tinggi dibandingkan Juni, 2,5 persen. Ilustrasi. (Reuters).
Jakarta, CNN Indonesia --

Inflasi China melonjak ke level 2,7 persen (yoy) pada Juli 2022 lantaran kenaikan harga daging babi. Inflasi ini tertinggi dalam dua tahun terakhir dan di atas realisasi Juni, 2,5 persen.

Mengutip AFP, Rabu (10/8), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat indeks harga konsumen (CPI) China didorong oleh biaya makanan yang naik 6,3 persen dalam setahun, di mana daging babi melonjak 20,2 persen pada periode tersebut.

"CPI naik sedikit secara tahunan karena kenaikan harga daging babi, sayuran segar dan makanan lainnya, serta faktor musiman", kata ahli statistik senior NBS Dong Lijuan dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan harga daging pokok naik sebagian karena keengganan beberapa petani untuk menjual dan peningkatan permintaan konsumen. Sedangkan harga bahan bakar juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.

"Tingkat utama telah terangkat oleh inflasi bahan bakar dan, baru-baru ini, rebound inflasi makanan," kata Ekonom senior China di Capital Economics Julian Evans-Pritchard dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Dia menambahkan pasar tenaga kerja yang lemah kemungkinan bisa berdampak pada pelemahan tekanan harga, sehingga dia memprediksi inflasi akan turun pada akhir tahun ini.

Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) yang mengukur harga pokok barang di gerbang pabrik, naik 4,2 persen pada Juli. Ini lebih rendah dari ekspektasi dalam jajak pendapat analis Bloomberg.

NBS mengatakan hal ini dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas internasional seperti minyak mentah dan logam non-ferrous.

"Prioritas yang diberikan untuk menjaga pabrik tetap buka sambil membatasi banyak aktivitas konsumen berarti bahwa, di dalam negeri, penguncian telah disinflasi," tambah Evans-Pritchard dalam laporannya sebelumnya.

"Tidak seperti di tempat lain, stimulus telah menargetkan investasi daripada pengeluaran rumah tangga," katanya.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER