Inflasi China melonjak ke level 2,7 persen (yoy) pada Juli 2022 lantaran kenaikan harga daging babi. Lonjakan inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir dan di atas realisasi Juni, 2,5 persen.
Mengutip AFP, Rabu (10/8), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat kenaikan indeks harga konsumen (CPI) China didorong oleh biaya makanan yang naik 6,3 persen dalam setahun. Adapun harga daging babi melonjak 20,2 persen pada periode tersebut.
"CPI naik sedikit secara tahunan karena kenaikan harga daging babi, sayuran segar dan makanan lainnya, serta faktor musiman", kata ahli statistik senior NBS Dong Lijuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut harga daging pokok naik sebagian karena keengganan beberapa petani untuk menjual dan peningkatan permintaan konsumen. Di sisi lain, harga bahan bakar juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) yang mengukur harga pokok barang di gerbang pabrik, naik 4,2 persen pada Juli. Capaian ini lebih rendah dari ekspektasi dalam jajak pendapat analis Bloomberg.
Lijuan mengatakan hal ini dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas internasional seperti minyak mentah dan logam non-ferrous.
Sementara itu, Ekonom senior China di Capital Economics Julian Evans-Pritchard mengatakan pasar tenaga kerja yang lemah kemungkinan bisa berdampak pada pelemahan tekanan harga, sehingga dia memprediksi inflasi akan turun pada akhir tahun ini.