Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 31,1 poin atau 0,45 persen ke level 7.129 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp762,71 miliar
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak tiga kali dan melemah dua kali. Secara total, performa indeks saham menguat 0,63 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa naik 0,54 persen, dari Rp9.283,704 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.333,890 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Peningkatan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang naik 6,08 persen dari dari 24,262 miliar saham menjadi 25,737 miliar saham.
Sebaliknya, rata-rata frekuensi harian bursa merosot 0,18 persen dari 1.307 juta transaksi menjadi 1.305 juta transaksi.
"Perubahan sebesar 9,35 persen terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa menjadi sebesar Rp13,905 triliun dari Rp15,339 triliun pada penutupan pekan lalu." terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (12/8).
Pengamat Pasar Modal Riska Afriani memprediksi IHSG akan bergerak di rentang support 7.055 dan resistance 7.250.
Lihat Juga : |
Menurutnya, pasar saham pekan ini akan dipengaruhi oleh aliran modal asing masuk (capital inflow) ke pasar keuangan domestik. Pasar saham juga akan dipengaruhi oleh inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun 8,5 persen pada Juli 2022.
"Capital inflow asing dapat menjadi salah satu sentimen positif dalam pergerakan IHSG seiring dengan rilisnya data inflasi AS bulan Juli yang turun ke level 8,5 persen atau lebih baik dari ekspektasi," ujar Riska kepada CNNIndonesia.com.
Sentimen lainnya yang juga akan memengaruhi saham pada pekan ini adalah data ekonomi Indonesia yang cukup baik. Hal itu tercermin dari dividen yang diterima pemerintah dari BUMN sebesar Rp37,91 triliun di Juli 2022, naik 21 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kemudian, indeks kepercayaan konsumen bulan Juli lalu yang berada di level 123,2 serta data penjualan mobil yang meningkat 29,4 persen secara tahunan.
Dalam kondisi seperti itu, ia menyarankan investor untuk memilih emiten sektor perbankan, pertambangan, properti, dan aneka industri.
"Ada potensi rebound pada pekan depan khususnya untuk perbankan setelah profit taking. Selain itu, saham perbankan menjadi favorit asing jika dilihat dari net buy asing," ujarnya.
Dari sektor perbankan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang ditutup melemah 0,31 persen ke posisi 7.925. Riska juga merekomendasikan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) yang menguat 3,17 persen ke posisi 1.625.
Kemudian untuk sektor properti, Riska merekomendasikan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang ditutup menguat 4.49 persen ke posisi 570. Ia juga merekomendasikan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang ditutup menguat 1,07 persen ke posisi 945.
Sementara dari sektor pertambangan, Riska merekomendasikan PT Indika Energy Tbk (INDY) yang ditutup menguat 0,70 persen ke posisi 2.890. Ia juga merekomendasikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang ditutup menguat 1,27 persen ke posisi 3.190.
Untuk sektor aneka industri, Riska merekomendasikan PT Astra International Tbk (ASII) yang ditutup stagnan di 6.950.
Bersambung ke halaman berikutnya...