Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyentil subsidi energi, termasuk BBM, yang digelontorkan pemerintah hingga Rp502 triliun.
Menurut dia, tidak ada negara yang mensubsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar yang diguyur oleh Indonesia. Walau, memang kenaikan subsidi energi tidak terlepas dari kenaikan harga minyak mentah dunia.
"Kenaikan harga minyak yang terlalu tinggi, tentunya akan menyulitkan kita dalam mengupayakan tambahan subsidi, untuk meredam tekanan inflasi. Tidak ada negara yang memberikan subsidi sebesar itu," ujar Bambang dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Lonjakan harga minyak dunia pada awal April 2022 yang mencapai US$98 per barel disebut jauh melebihi asumsi APBN 2022 sebesar US$63 per barel.
Bambang menambahkan kondisi fiskal dan moneter Indonesia perlu diperhatikan untuk menghadapi potensi krisis global.
Dari sektor fiskal, tantangan yang harus dihadapi adalah normalisasi defisit anggaran, menjaga proporsi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan keberlanjutan pembiayaan infrastruktur.
Sedangkan dari segi moneter, tantangan terbesar adalah mengendalikan laju inflasi, menjaga cadangan devisa, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan tidak ada negara yang memberikan subsidi hingga Rp502 triliun.
Kepala negara itu pun mempertanyakan kesanggupan APBN menanggung subsdi BBM hingga Rp502 triliun.
"Apakah angka Rp502 triliun itu terus kuat kita pertahankan? Kalau bisa Alhamdulillah artinya rakyat tidak terbeban, tetapi kalau APBN tidak kuat bagaimana?" ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (12/8).