PM China soal Pemulihan Ekonomi: Kami Ada di Titik Paling Sulit

CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2022 12:02 WIB
Perdana Menteri China Li Keqiang mengakui pemulihan ekonomi negaranya, kedua terbesar di dunia berada pada titik paling sulit.
Perdana Menteri China Li Keqiang mengakui pemulihan ekonomi negaranya, kedua terbesar di dunia berada pada titik paling sulit. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri China Li Keqiang mengakui pemulihan ekonomi kedua terbesar di dunia berada pada titik paling sulit.

Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi enam provinsi dengan kontribusi ekonomi utama di Shenzhen, China, Li Keqiang mendesak agar provinsi-provinsi terkaya tersebut berani meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja lebih luas.

Desakan itu disampaikan sehari usai data resmi memberi gambaran ekonomi suram China akibat penguncian wilayah (lockdown) covid-19 dan krisis real estate negara tersebut. Belum lagi, cuaca ekstrem yang tengah menghadang sektor pertanian membuat lonjakan harga sayuran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma desakan membuka lapangan kerja, Li Keqiang juga mendesak enam provinsi utama di China tersebut untuk menopang bisnis lokal, membuka lebih banyak perdagangan, dan investasi asing.

"Saat ini, kami berada pada titik paling sulit dari stabilisasi ekonomi. Kita harus memperkuat pemulihan ekonomi dengan urgensi, karena waktu tidak akan menunggu siapapun," tegasnya dilansir Xinhua, seperti dikutip CNN Business, Kamis (18/8).

"Sebab, keenam provinsi ini adalah pilar pertumbuhan ekonomi China dan harus berani memimpin dan menaikan peran kunci dalam menstabilkan ekonomi," lanjut Li Keqiang kepada para pejabat daerah tersebut.

Provinsi yang dimaksud adalah Guangdong, Jiangsu, Shandong, Zhejiang, Henan, dan Sichuan. Keenam provinsi itu menyumbang 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) China, serta berkontribusi terhadap 40 persen lapangan kerja di China.

Guangdoang yang berbatasan dengan Hong Kong merupakan pusat ekspor dan pembangkit tenaga manufaktur terpenting China dengan PDB provinsi sebesar US$1,9 triliun.

Sementara, di Sichuan, pusat utama penambangan lithium dan manufaktur elektronik, pemerintah setempat sempat memerintahkan penutupan pabrik-pabrik selama sepekan sebagai upaya menjaga pasokan listrik yang berkurang ke sektor perumahan.

Kondisi ini membuktikan ekonomi terbesar kedua di dunia itu semakin kehilangan kekuatannya, terutama setelah data penjualan ritelnya melambat dari 3,1 persen pada Juni menjadi 2,7 persen saja pada Juli.

Begitu pula dengan produksi industri yang naik hanya 3,8 persen pada Juli atau melambat dari bulan sebelumnya, yakni 3,9 persen.

Sementara, pengangguran bagi penduduk berusia 16 tahun hingga 24 tahun melonjak ke rekor tertinggi baru di level 19,9 persen.

Angka tersebut naik dari posisi bulan sebelumnya, yakni 19,3 persen.

Kemudian, investasi properti mengalami kontraksi 6,4 persen dalam tujuh bulan pertama tahun ini, disertai dengan penurunan harga rumah baru di 70 kota besar di China selama tujuh bulan berturut-turut.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER