Kantong Kas 8 Perusahaan Batu Bara RI Tembus Rp101,3 T

CNN Indonesia
Selasa, 23 Agu 2022 13:48 WIB
IEEFA mencatat delapan perusahaan batu bara di Indonesia mencatat saldo kas di atas Rp101 triliun karena harga komoditas yang melonjak.
IEEFA mencatat delapan perusahaan batu bara di Indonesia mencatat saldo kas di atas Rp101 triliun karena harga komoditas yang melonjak. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) melaporkan delapan perusahaan batu bara Indonesia mencatat saldo kas sebesar US$6,8 miliar atau Rp101,3 triliun (kurs rupiah Rp14.898) pada kuartal I 2022.

Delapan perusahaan batu bara tersebut adalah PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan Geo Energy Resources Ltd (RE4). Kemudian PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Analis IEFFA Ghee Peh mengatakan delapan perusahaan batu bara itu mendapat keuntungan besar dengan harga batu bara yang mencapai rekor tertingginya baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan batu bara sangat diuntungkan dengan harga rata-rata batu bara sebesar US$92 per ton pada kuartal I 2022, lebih tinggi 29 persen dibandingkan dengan harga rata-rata di sepanjang 2021.

Dengan saldo kas tersebut, upaya transisi menuju energi bersih dapat dipercepat. "Saldo kas sebesar US$6,8 miliar dari perusahaan-perusahaan tersebut pada akhir kuartal I 2022 dapat membantu pembayaran utang dan mempercepat transisi menuju energi bersih," ujarnya dalam pernyataan resmi, Selasa (23/8).

Ke depan, harga batu bara diperkirakan masih akan tetap tinggi karena perubahan jalur perdagangan yang diakibatkan oleh konflik Rusia-Ukraina.

Sementara, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan akan mulai menurunkan impor batu bara dari Rusia pada kuartal II 2022 dan mengganti suplai dari negara yang lebih jauh, termasuk Indonesia dan Australia.

"Jalur pengiriman batu bara menuju Asia utara akan menjadi semakin jauh dengan pelayaran dari Australia dan Indonesia dibanding dari Rusia. India yang membeli tambahan batu bara dari Rusia juga akan mengakibatkan hambatan dalam jalur pelayaran karena jaraknya yang lebih jauh dibanding Indonesia," jelas Peh.

Peh menambahkan delapan perusahaan batu bara telah menurunkan tingkat utang secara bertahap sejak 2020.

Utang menurun dari US$4,1 miliar pada 2020 menjadi US$3,7 miliar di kuartal I 2022. Dua perusahaan, yaitu Bayan Resources dan Geo Energy Resources bahkan telah menurunkan tingkat utang mereka ke nol.

Delapan perusahaan itu juga hanya menginvestasikan 15 persen dari total saldo kas mereka dalam belanja modal 2020 dan kurang dari 10 persen pada 2021.

Pada 2021, total belanja modal dari seluruh perusahaan tersebut sebesar US$ 624 juta dengan sebagian besar dialokasikan untuk infrastruktur, seperti jalan dan peralatan.

Namun, dua perusahaan, yaitu ABM Investama dan PTBA berfokus pada pengembangan proyek baru yang berkaitan dengan batu bara.

"Kami menemukan bahwa ABM Investama tengah meningkatkan volume produksi batu bara mereka dan berencana mengakuisisi tambang batu bara baru, sementara PTBA tengah menyatakan rencana pengembangan hilirisasi DME (dimethyl ether) yang bersumber dari batu bara," imbuh Peh.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah menggulirkan penerapan royalti batu bara progresif berdasarkan harga acuan batu bara thermal Indonesia, yang dikenal sebagai Harga Batu Bara Acuan (HBA).

Menurut Kementerian ESDM, nilai royalti baru yang lebih tinggi, yaitu sebesar 28 persen akan berlaku ketika HBA mencapai lebih dari US$100 per ton. Rata-rata HBA untuk Januari hingga Mei 2022 adalah US$222 per ton, sehingga royalti yang lebih tinggi tersebut akan diterapkan.

"Skema royalti baru dengan nilai 14-28 persen, lebih tinggi dibandingkan nilai sebelumnya sebesar 13,5 persen akan sangat mungkin menghambat rencana penambahan kapasitas baru," terang Peh.

"Hal tersebut dan dengan total US$ 6,8 miliar saldo kas yang mereka miliki menjadi sebuah kesempatan emas bagi perusahaan-perusahaan batu bara Indonesia untuk mempercepat transisi mereka," lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]



(fby/bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER