Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat penghematan anggaran untuk menambal pembengkakan subsidi bisa dilakukan dari pos belanja infrastruktur.
Dalam hal ini, Rendy menyarankan sebaiknya pembangunan infrastruktur yang tidak memberikan dampak langsung kepada masyarakat sebaiknya ditunda dulu. Anggarannya kemudian bisa dialihkan untuk pembiayaan BBM subsidi yang memang sangat dibutuhkan masyarakat.
"Menurut saya di sini yang sebenarnya relatif lebih bisa dihemat tentu dari belanja-belanja yang bisa ditunda untuk sementara. Misalnya dalam bentuk belanja modal atau infrastruktur, dan belanja barang dan jasa yang dinilai belum begitu urgent untuk dilakukan di tahun ini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia menyarankan pemerintah juga bisa melakukan penundaan untuk pengalokasian transfer ke daerah sampai tahun depan. Apalagi, masih banyak pemerintah daerah yang belum membelanjakan dananya dan justru menyimpannya di perbankan.
Namun, Rendy menekankan kebijakan penghematan ini tentunya memiliki konsekuensi, yakni menurunnya realisasi belanja pemerintah. Dengan demikian, berbagai kebijakan yang ada di daerah tentu harus ikut ditunda.
"Artinya ketika ini dihemat dan diambil dari alokasi transfer ke daerah, saya pikir pemda perlu memutar otak untuk tetap menjalankan programnya dan saya pikir ini tidak akan mudah untuk dilakukan," pungkasnya.